PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) - Aset Jumbo

Date:

[PART III]

The Profile

Berdiri sejak 25 November 1981, TUGU merupakan perusahaan asuransi umum yang berkantor pusat di Jakarta. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, TUGU memiliki ruang lingkup kegiatan di sektor industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah.

TUGU merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak di industri asuransi dan melakukan IPO pada tahun 2018.

Shareholder Composition

 

The Business Model

TUGU lahir dari kebutuhan Pertamina untuk asuransi kegiatan Pertamina dan anak usahanya. Oleh karena itu, TUGU dikenal sebagai perusahaan asuransi korporasi yang telah berpengalaman dalam memberikan layanan asuransi proyek-proyek migas dan energi skala nasional.

Asuransi TUGU sangat dikenal oleh para pekerja migas dan KKKS yang sudah terbiasa menggunakan jasa mereka: asuransi udara, marine cargo, atau engineering insurance. TUGU menjadi asuransi papan atas untuk aktivitas-aktivitas korporasi terutama di sektor energi dan migas.

 

Rank in Specific Class Of Business
 

 

TUGU mulai merambah ke sektor lain di luar captive market mereka, yakni pasar non-energi dan produk asuransi ritel lainnya, termasuk asuransi kendaraan roda dua dan roda empat. Meski sejauh ini, porsi asuransi korporasi TUGU dari sektor energi masih mendominasi sekitar 90% dari total premi yang mereka terima.

Namun, secara pertumbuhan, segmen bisnis asuransi ritel tumbuh lebih cepat.

Commodity boom yang terjadi dalam 2 tahun terakhir juga akan berdampak positif terhadap kinerja TUGU mengingat mayoritas klien TUGU adalah perusahaan-perusahaan komoditas.

 

Retail Business Growth
 



 

The Valuation

Sama seperti IPCC dan TOTL yang sudah kita bahas di atas, berinvestasi di TUGU juga merupakan asset play yang relatif lebih aman. Itu karena jumlah aset yang mereka miliki jauh lebih tinggi daripada harga mereka (market cap) di pasar.

Di harga Rp1,970 per lembar, market cap TUGU ‘hanya’ sekitar Rp3,4 triliun. Tapi aset yang mereka punyai sudah menembus Rp20,8 triliun.

Aset apa saja yang mereka punya? Mari fokus ke bagian ini saja.

 


 

Gabungan kas dan deposito mereka saja sudah Rp2,6 triliun. 

Oke mari kita lanjutkan dengan membedah angka efek-efek sebesar Rp4,9 triliun. Ternyata isinya adalah puluhan saham, obligasi korporasi, obligasi negara, dan reksa dana. Sekilas kami liat saham-sahamnya juga mayoritas adalah saham blue chips seperti BBRI, ASII, PTBA, dan sejenisnya.

Obligasi yang mereka pegang juga beragam mulai dari Medium Term Notes (MTN), obligasi BUMN, hingga obligasi negara seri FR. Hampir semua obligasi di portfolio mereka memiliki rating A ke atas. Ada beberapa obligasi dengan rating BBB namun jumlahnya tidak signifikan. Belum lagi total aset-aset lain yang dimiliki TUGU seperti investasi properti, investasi penyertaan langsung, piutang asuransi, dan lain-lain.

Total aset TUGU per Q3 2022 adalah sebesar Rp20,8 triliun. Dengan demikian harga jual TUGU secara keseluruhan hanya sekitar 15% dari total asset yang mereka punya.

Isn’t it crazy?

Secara teori, TUGU bisa saja melikuidasi perusahaannya besok, menjual semua asetnya senilai Rp20 triliun, dan melunasi semua kewajibannya senilai Rp11 triliun. Dan setelah melakukan semua itu pun, masih ada Rp9 triliun yang bisa dikantongi oleh pemegang saham

Dan ingat, market cap TUGU saat ini hanya Rp3,4 triliun saja.

 

The Dividend Policy

Sejak IPO, TUGU konsisten menggunakan sebagian labanya untuk dibagikan sebagai dividen. Tahun lalu, TUGU membagikan Rp71,21 sebagai dividen, atau sekitar 4% dari harganya saat ini. Beberapa minggu terakhir ini, manajemen TUGU sudah mengumumkan kalau mereka akan melakukan stock split 1:2 demi perdagangan saham mereka yang lebih likuid.

Dari sisi risiko, ada sebuah kejadian di mana menurut kami hal ini bisa berpengaruh ke kinerja TUGU, yakni kebakaran depo Plumpang yang terjadi beberapa minggu yang lalu.

Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada rilis dari manajemen TUGU mengenai seberapa besar exposure TUGU terhadap kejadian ini. TUGU juga belum menerbitkan laporan keuangan tahun 2022 mereka.

In conclusion, sama seperti IPCC dan TOTL, kondisi TUGU saat ini sepertinya dalam penghakiman pasar yang tidak bisa membedakan antara risiko dan ketidakpastian. (TUGU – Fin)

Tags: