Acuan Portofolio Manajer Investasi 

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Kita suka bertanya-tanya, apa acuan para manajer investasi untuk memilih instrumen investasi dalam portofolio yang mereka bentuk? 

Seperti kita tahu, portofolio manajer investasi dalam produk reksadana tentunya berbagai macam seperti reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang dan reksadana terproteksi.

Lalu bagaimana seorang manajer investasi memilih instrumen investasi yang tepat untuk ditempatkan di reksadana yang mereka keluarkan? Kali ini, kita akan bahas mengenai acuan para manajer investasi untuk membentuk reksadana saham.

MSCI

Mayoritas manajer investasi menggunakan indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International) sebagai acuannya dalam menentukan saham apa saja yang dapat ditempatkan di portofolionya dan saham apa saja yang sudah tidak masuk ke dalam portofolionya.

MSCI adalah indeks yang diterbitkan oleh Morgan Stanley Capital International untuk mengukur kinerja pasar di wilayah tertentu yang ditetapkan sesuai standar perhitungan MSCI. Sudah lebih dari 160.000 indeks yang diterbitkan oleh MSCI.

Indeks MSCI ini dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap indeks saham suatu negara. Di Asia dan pasar saham Indonesia, MSCI menerbitkan MSCI The Emerging Market Index dan MSCI Indonesia Index. 

MSCI The Emerging Market Index mengukur kinerja pasar saham di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sementara itu, MSCI Indonesia Index secara khusus mengukur kinerja pasar saham Indonesia. 

Nah, MSCI Indonesia Index inilah yang sering kali memberikan pengaruh secara langsung terhadap IHSG maupun terhadap saham-saham tertentu yang tergabung dalam indeks ini. Hal itu pun yang menjadi acuan manajer investasi untuk rebalancing portofolio reksadana sahamnya.

MSCI Indonesia melakukan rebalancing setiap bulan Mei dan November. Rebalancing ini berarti aktivitas MSCI merombak portofolio saham-saham Indonesia yang menjadi dasar pembentukan perhitungan MSCI Indonesia Index. MSCI melakukan penilaian salah satunya berdasarkan likuiditas serta minat investor.

Rebalancing indeks ini dapat menyebabkan aksi beli dan aksi jual yang dilakukan secara besar-besaran dengan mengikuti acuan dari rebalancing MSCI Indonesia Index tersebut.

Berikut adalah 10 saham terbesar yang berada pada MSCI Indonesia index beserta dengan bobotnya pada MSCI Indonesia Index:

 

Sumber: www.msci.com

Dapat dilihat pada tabel di atas, BBCA memiliki bobot yang cukup besar pada MSCI Indonesia Index. Rebalancing yang dilakukan oleh MSCI sendiri tidak hanya mengubah saham yang berada di dalamnya, melainkan dapat juga perubahan bobot saham tersebut.

Melansir data Bloomberg yang dikeluarkan oleh tim research Trimegah Sekuritas, tabel di bawah adalah saham-saham yang termasuk dalam MSCI Indonesia Index.

Sumber: Trimegah Sekuritas

Ada beberapa saham yang ditandai pada area merah, yang diartikan adanya potensi untuk saham-saham tersebut digantikan oleh saham lainnya yang memiliki kinerja yang sesuai dengan penilaian dari MSCI sendiri.

Lalu saham apa saja yang berpotensi menggantikan saham-saham yang berada pada area merah tersebut?

Sumber: Trimegah Sekuritas

Masih melansir data yang sama, saham pada area potential additions adalah saham-saham yang memiliki peluang untuk menggantikan saham-saham yang berada pada area potential deletions.

Lalu, apakah manajer investasi akan mengubah komposisi saham yang dimilikinya pada produk reksadana sahamnya?

Itu bergantung dengan strategi yang dilakukan oleh setiap manajer investasinya. Data MSCI ini hanya acuan mayoritas manajer investasi untuk penempatan instrumen investasinya terutama pada saham.

Data MSCI Indonesia Indeks sendiri bisa menjadi acuan bagi kita sebagai “manajer investasi” bagi portofolio kita sendiri agar lebih optimal dalam berinvestasi.

 

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan.