Akhir 2020, Kenapa Harga Emas Turun?

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Harga emas turun menjelang tutup tahun. Data situs Logam Mulia milik Antam menunjukkan harga emas Rp942.000 per akhir November atau turun 5% dibandingkan dengan akhir Oktober 2020.

Sebelumnya, harga emas Antam menebus Rp1 juta per gram di pertengahan 2020. Sebagai pengingat, harga emas mendaki sejak kuartal I/2020 dan mencapai puncaknya pada pertengahan 2020. 

Namun, sejak Oktober 2020, harga logam ini perlahan turun hingga awal Desember 2020. Pergerakan itu tampak dari grafik pergerakan harga emas berikut:

Mengapa harga emas tersebut turun?

Faktor Permintaan dan Penawaran

Sama seperti instrumen investasi lain, harga emas juga turut dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Data Goldprice.org menunjukkan harga emas berfluktuasi naik dan turun sejak 1973-2020.

Data tersebut sekaligus mematahkan mitos bahwa emas adalah instrumen investasi yang harganya selalu naik. Harga emas juga bisa turun bahkan setelah berada dalam tren mendaki seperti yang terjadi setelah 2012.

Apa yang sebenarnya terjadi pada akhir 2020 ketika harga emas turun? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu sedikit mengintip data beberapa bulan belakangan ketika harga emas Antam mendaki dari Rp700.000 gram menjadi Rp1 juta per gram.

Pada saat itu, harga emas naik karena meningkatnya permintaan emas seiring kepanikan masyarakat, termasuk investor, akibat pandemi corona yang berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia dan juga Indonesia. Emas, sejak dulu, dipercaya sebagai aset yang nilainya tidak tergerus atau bahkan meningkat dalam gejolak apapun.

Sebagai safe haven asset, emas diburu ketika terjadi kondisi buruk yang tidak diharapkan. Pergerakan harga emas berkebalikan dengan pergerakan harga instrumen lain seperti saham. Ketika harga emas menjulang, harga saham seperti yang direfleksikan IHSG terpuruk.

Mengapa demikian? Dalam kondisi itu, sebagian pihak mengalihkan dana yang ditempatkan di instrumen saham ke instrumen seperti emas. Dengan bahasa yang lebih sederhana: saham dijual, emas dibeli.

Penjualan saham besar-besaran mengakibatkan jatuhnya harga saham, sebaliknya pembelian saham mengerek harga emas. Perbedaan pergerakan itu dapat dicermati dari grafik sederhana yang menggambarkan perubahan IHSG dan harga emas setiap bulan selama 2020 berikut ini:


Sejarah menunjukkan peningkatan harga suatu aset ada batasnya. Permanent bull market is impossible. Begitupula dengan emas pada 2020. Setelah tembus ke level Rp1 juta per gram, harga emas Antam kembali ke level Rp900.000an per gram.

Investor mulai dan perlahan mengalihkan dananya dari emas ke instrumen lain seperti saham. Dengan teori yang sama, harga emas beringsut turun sedangkan harga saham perlahan mendaki seperti tercermin dari grafik garis di atas. Mengapa emas dilepas dan saham diburu?

Pengaruh Dua Faktor

Setidaknya ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi tersebut: hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat dan perkembangan pengembangan vaksin.

Seperti diulas dalam artikel ini, apabila vaksin sudah ada kelak dan mampu mengatasi masalah virus ini, aktivitas masyarakat --termasuk aktivitas ekonomi-- diharapkan kembali pulih seperti masa pra-pandemi. 

Sejauh ini, sejumlah perusahaan telah mengumumkan perkembangan vaksin yang diharapkan dapat digunakan pada 2021. Optimisme itu menjadi salah satu pendorong investor dalam membeli saham-saham, termasuk di pasar saham Indonesia, belakangan ini.

Sementara itu, terpilihnya calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengalahkan petahana Donald Trump juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham karena berbagai strateginya dalam menanganani ekonomi AS yang porak poranda akibat pandemi corona. Kebijakan Biden juga diprediksi akan bertolak belakang dari kebijakan Trump.

Pada masa kepempimpinan Trump, penanganan pandemi corona dinilai begitu buruk. Di samping itu, sikap Trump yang mendorong perang dagang AS-China turut menyebarkan kekhawatiran dalam perekonomian global sejak 2017. Tidak berselang lama, sejak pertengahan 2018, harga emas mulai merangkak naik di tengah memanasnya hubungan AS-China.
 

Tags: