Daftar Emiten di BEI yang Merger (Penggabungan Usaha)

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Rencana penggabungan bank syariah milik bank BUMN yaitu PT BRI Syariah Tbk. (BRIS), PT Bank Mandiri Syariah dan PT BNI Syariah menjadi salah satu berita besar pada Oktober 2020. Rencana penggabungan ini berdampak signifikan terhadap saham BRIS.

Penggabungan usaha atau merger adalah salah satu bentuk aksi korporasi yang biasa dilakukan oleh perusahaan untuk memperbesar usahanya. Menurut KSEI, merger adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten untuk melakukan penggabungan atas sahamnya

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, terdapat sejumlah perusahaan yang melakukan penggabungan usaha dalam kurun waktu 2001 hingga 2019. Perusahaan itu bergerak di berbagai sektor. Berikut ini emiten yang melakukan merger tersebut:

1. BDMN

Pada 1 Mei 2019, Bank Danamon melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Bank Danamon (BDMN) menjadi bank yang menerima penggabungan (surviving bank).

Dalam proses itu, seluruh hak dan kewajiban serta pasiva dan akitiva Bank BNP secara hukum beralih ke Bank Danamon. Setelah merger tersebut, nasabah Bank Nusantara Parahyangan dapat mulai menikmati jaringan distribusi dan produk serta layanan Bank Danamon (termasuk jaringan nasional cabang dan ATM).

2. GDST

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) melakukan penggabungan usaha dengan PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) pada 8 Oktober 2018. GDST selaku perusahaan penerima penggabungan (surviving company) akan tetap berdiri sebagai badan hukum dan JPRS selaku perusahaan yang bergabung (merging company) akan bubar demi hukum.

3. SRAJ

Efektif pada 7 Juni 2018, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) melakukan penggabungan usaha dengan PT Bogor Medical Center (BMC), rumah sakit swasta di Bogor. SRAJ yang merupakan perusahaan pengelola Rumah Sakit Mayapada itu menjadi perusahaan hasil merger.

4. CTRA

Efektif pada 19 Januari 2017, kelompok usaha properti Ciputra Grup menggabungkan tiga anak usahanya, yakni PT Ciputra Surya Tbk. (CTRS) dan PT Ciputra Properti Tbk. (CTRP) ke dalam entitas PT Ciputra Development Tbk. (CTRA).

Sebelum merger, Ciputra Development memegang saham mayoritas di Ciputra Surya dengan porsi 62,66% dan Ciputra Properti sebesar 56,30%.

5. MITI

Efektif pada 23 Maret 2006, PT Caraka Berkat Sarana (CBS) bergabung ke dalam PT Siwani Trimitra Tbk yang saat itu telah berubah nama menjadi PT Mitra Investindo (MITI).

Sebelum merger, saham MITI yang beredar sebanyak 1,2 miliar lembar. Setelah merger, saham MITI menjadi 2,56 miliar lembar saham karena adanya tambahan saham dari CBS.

6. KLBF

Efektif pada 21 Desember 2005, PT Dankos Laboratories Tbk (DNKS) dan PT Enseval melakukan penggabungan usaha ke dalam PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF). EfDengan penggabungan tersebut, seluruh kegiatan usaha, aset, tagihan, dan karyawan beralih kepada Kalbe Farma.

7. STTP

Efektif 19 Juli 2001, PT. Saritama Tunggal, sebuah perusahaan mie instan, melakukan penggabungan usaha dengan PT Siantar Top Tbk.