Daftar Saham Emiten Semen dan Rapornya di Kuartal I 2021

Date:

Total ada enam emiten semen yang melantai di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun ini. Berikut catatan rapor masing-masing di Kuartal I 2021:

1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

Perusahaan dengan kode saham emiten INTP ini merupakan produsen semen terbesar kedua di Indonesia. Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.

Saham: Rp 11.025 ke Rp 11.000
Di perdagangan hari Jumat (18/06/2021), saham INTP ditutup minus 25 poin atau sekitar 0,23 persen dibanding sehari sebelumnya. 

Pendapatan: Rp 3,43 triliun
Di Kuartal I tahun ini, berdasar financial statement perusahaan di BEI, INTP mencatatkan pendapatan mencapai Rp 3,43 triliun. Jumlah ini meningkat sekira 2,24 persen secara year-on-year (yoy).

Laba Bersih: Rp 351,31 miliar
Meski pendapatan naik, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk oleh INTP sepanjang Kuartal I tahun ini merosot 12,27 persen secara yoy menjadi Rp 351,31 miliar.

2. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)

Berkode saham SMBR, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk ialah produsen semen berpelat merah yang sudah beroperasi sejak 14 November 1974. 

Saham: Rp 635 ke Rp 615
Daripada hari sebelumnya, saham SMBR ditutup -20 poin atau turun kira-kira 3,15 persen di perdagangan Jumat. 

Pendapatan: Rp 403 miliar
Pendapatan SMBR di Kuartal I tahun ini meningkat sekitar 20,17 persen secara yoy menjadi Rp 403 miliar. 

Laba Bersih: Rp 17,97 miliar
Seturut dengan naiknya pendapatan, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk oleh SMBR di Kuartal I ini melesat tajam hingga 128,01 persen secara yoy menjadi Rp 17,97 miliar.   

3. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)

Didirikan di 1971, perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sejak September 2019. Sempat diiakuisisi oleh Holcim pada 2006, total karyawan perusahaan berkode saham SMCB ini mencapai 2.600 orang di 2016 lalu. 

Saham: Rp 1.670 ke Rp 1.665
Pada perdagangan Jumat ini, saham SMCB anjlok 0,30 persen alias -5 poin daripada sehari sebelumnya. Rinciannya, dari Rp 1.670 ke Rp 1.665. 

Pendapatan: Rp 2,56 triliun
Pada Kuartal I 2021 SMCB memperoleh pendapatan positif dengan meningkat sekitar 4,02 persen secara yoy menjadi Rp 2,56 triliun.

Laba Bersih: Rp 156,26 miliar
Bersamaan dengan melonjaknya pendapatan, SMCB membukukan pertumbuhan signifikan pada laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk. Yakni, meningkat 128,36 persen menjadi Rp 156,26 miliar secara yoy.

4. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

Sebelumnya, PT Semen Indonesia Tbk bernama PT Semen Gresik Tbk. Perubahan nama ini dilakukan di 20 Desember 2012. Diresmikan di Gresik di tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama, SMGR ialah produsen semen yang terbesar di Indonesia. 

Saham: Rp 9.900 ke Rp 9.900   
Saham SMGR berjalan statis pada penutupan perdagangan di BEI di Jumat ini dibanding sehari sebelumnya. Yaitu, dari Rp 9.900 ke Rp 9.900.

Pendapatan: Rp 8,07 triliun
Dengan pendapatan mencapai Rp 8,07 triliun di Kuartal I 2021, jumlah perolehan ini sebenarnya turun 5,87 persen secara yoy.

Laba Bersih: Rp 450,36 miliar
SMGR mencatatkan pertumbuhan lumayan pada laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk. Yakni, meningkat 0,87 persen menjadi Rp 450,36 miliar secara yoy.

5. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)

Perusahaan berpelat merah ini ialah salah satu anak perusahaan yang dibentuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk sejak 7 Oktober 2014 lalu. Dengan kode saham WSBP, perusahaan ini sekarang mempunyai kapasitas produksi sebesar 3,7 juta ton/tahun, dengan didukung oleh 3 plant, 34 batching plant, dan 2 quarry.

Saham: Rp 171 ke Rp 166
Di penutupan perdagangan Jumat ini, saham WSBP merosot 5 poin dari Rp 171 di hari Kamis ke Rp 166, atau turun sekitar 2,92 persen. 

Pendapatan: -
WSBP belum memberikan financial statementnya ke BEI.

Laba Bersih:-
Ibid.

6. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

Sejak 1997, perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan anak BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Berkode saham WTON, perusahaan ini melakukan Initial Public Offering (IPO) di 8 April 2014 lalu.

Saham: Rp 270 ke Rp 258
Saham WTON anjlok 12 poin di penutupan perdagangan BEI Jumat ini menjadi Rp 258. Jumlah ini turun sebesar 4,44 persen dibanding sehari sebelumnya. 

Pendapatan: Rp 641,77 miliar
Pendapatan WTON turun secara yoy, yakni dari Rp 1,17 triliun di Kuartal I 2020 ke Rp 641,77 miliar di Kuartal I 2021. 

Laba Bersih: Rp 23,195 miliar
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk oleh WTON juga anjlok secara yoy. Yaitu, dari Rp 72,66 miliar di Kuartal I 2020 ke Rp 23,195 miliar di Kuartal I 2021.