Masih Kuliah? Ini Tips Investasi Untuk Mahasiswa

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Kegiatan investasi kini semakin dikenal oleh masyarakat berkat perkembangan teknologi informasi. Melalui internet, informasi mengenai investasi kini mudah diakses.

Pada umumnya, kegiatan investasi dilakukan oleh orang yang telah memiliki penghasilan dari pekerjaannya. Namun, kegiatan investasi juga bisa dilakukan oleh mahasiswa yang juga memiliki "penghasilan" berupa uang saku atau uang jajan dari orangtua serta penghasilan dari sumber lainnya.

Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa strata-1 atau undergraduate yang biasanya menjalani masa kuliah di usia 18-22 tahun. Mahasiswa biasanya memiliki uang yang berasal dari pemberian orangtua, beasiswa, usaha atau lainnya.

Bagaimana sebaiknya mahasiswa berinvestasi? Sebagai bagian dari upaya menjawab pertanyaan yang sering diajukan tersebut, berikut ini sejumlah tips sederhana bagi mahasiswa yang ingin mulai berinvestasi.

1. Memiliki Modal

Sebelum berinvestasi, mahasiswa harus memastikan bahwa dirinya memiliki modal untuk berinvestasi. Modal adalah uang dalam jumlah tertentu yang akan ditanamkan dalam sebuah produk investasi.

Sama seperti investor kebanyakana, jumlah modal itu bervariasi bagi mahasiswa, bisa mulai ratusan ribu hingga jutaan Rupiah. Modal milik mahasiswa A bisa berbeda dari mahasiswa B. Modal tersebut bisa berasal dari upaya menyisihkan sebagian uang saku dari orangtua atau sumber-sumber lain.

2. Prioritaskan Kebutuhan

Sebelum berinvestasi, mahasiswa harus memastikan bahwa aneka kebutuhan mereka telah terpenuhi. Misalnya, seorang mahasiswa yang ingin berinvestasi mendapatkan uang saku Rp1 juta per bulan dari orangtuanya. 

Sebelum berinvestasi, mahasiswa tersebut harus memastikan bahwa uang tersebut telah digunakan untuk membayar kos, fotokopi materi kuliah, makan sehari-hari dan membayar aneka keperluan lain. Setelah semua kebutuhan terpenuhi, mahasiswa itu baru bisa berinvestasi.

3. Tentukan Tujuan Investasi

Sebelum berinvestasi, mahasiswa perlu bertanya kepada dirinya sendiri: untuk apa investasi? Untuk apa keuntungan nantinya diperoleh? Berapa lama investasi tersebut akan dilakukan?

Setiap mahasiswa memiliki jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menjawab melakukan investasi sebagai bagian dari proses belajar, ada yang ingin melatih sebuah kebiasaan, ada yang ingin membeli sepatu dari hasil investasi, ada yang ingin uangnya tidak tergerus inflasi dan sebagainya. 

Apapun jawabannya, investasi tersebut membutuhkan sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh investor. Penentuan tujuan itu memudahkan mahasiswa dalam memantapkan dirinya dalam berinvestasi sekaligus mengevaluasi prosesnya.

4. Mulai dari Modal Kecil

Investasi tidak hanya soal potensi keuntungan tapi juga risiko kerugian. Semakin tinggi potensi keuntungan maka semakin besar pula risiko kerugian. Risiko investasi dapat berupa kehilangan sebagian atau seluruh modal investasi.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses belajar, melatih kebiasaan dan mengelola risiko, mahasiswa bisa mulai investasi dengan modal yang relatif kecil, misalnya kurang dari Rp1 juta. Tentu saja, kondisi modal ini berbeda-beda bagi sebagian orang.

5. Mempelajari Investasi Secara Perlahan

Selain modal uang, investasi juga membutuhkan pengetahuan. Pengetahuan itu bisa diperoleh secara berkelanjutan dengan cara mempelajari berbagai sumber belajar mengenai investasi. 

Bukan hanya buku, internet dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempelajari investasi. Pada saat ini, artikel/video/infografis/podcast yang membahas mengenai investasi sangat berlimpah di internet. 


 

 

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan