Mau Investasi SBN? Kenali 11 Istilah Ini

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Pada saat ini, pemerintah masih menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 017 sebagai salah satu jenis Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan secara khusus untuk investor ritel. Masa penawaran berlangsung 15 Juni-9 Juli 2020.

SBN atau obligasi negara adalah salah satu produk keuangan yang dapat menjadi opsi investasi. Pada umumnya, SBN ritel dapat dibeli oleh investor ritel dengan modal minimal Rp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar.

Sebagai pengingat, keuntungan dari investasi SBN berasal dari pembayaran kupon yang dilakukan secara berkala (biasanya setiap bulan) oleh penerbit obligasi. Pada saat jatuh tempo, penerbit akan mengembalikan modal tersebut.

SBN (serta Surat Berharga Syariah Negara) adalah instrumen investasi yang pembayaran nilai pokok investasi dan kuponnya dijamin oleh undang-undang. Dana pembayaran tersebut disediakan dalam APBN.

Sebagai produk investasi, ada sejumlah istilah teknis mengenai SBN. Berikut ini sejumlah istilah tersebut beserta pengertiannya:

Obligasi

Obligasi adalah surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk mendanai proyek tertentu. SBN adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

Kupon

Kupon adalah persentase keuntungan yang ditawarkan oleh penerbit obligasi kepada investor. Kupon memiliki fungsi yang sama seperti bunga dalam simpanan bank (tabungan atau deposito). Pada umumya, kupon obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan deposito.

Fixed Rate

Fixed rate atau kupon tetap adalah skema besaran kupon yang ttidak berubah sejak diterbitkan pertama kali di pasar perdana hingga jatuh tempo. Pada umumnya, obligasi dengan kupon tetap tidak terpengaruh perubahan suku bunga. Contoh SBN kupon tetap adalah ORI.

Floating Rate

Floating rate atau kupon mengambang adalah skema besaran kupon yang dapat berubah seiring perubahan suku bunga. Contoh SBN dengan kupon mengambang adalah Savings Bond Rate (SBR). 

Capital Gain

Capital gain adalah potensi keuntungan yang diperoleh investor dari menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli. Contoh surat berharga yang dapat dijual di pasar sekunder adalah ORI serta Sukuk Ritel (SR).

Capital Loss

Capital loss adalah potensi kerugian yang diperoleh investor dari menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga beli.

Jatuh Tempo

Jatuh tempo adalah tanggal dimana penerbit obligasi harus mengembalikan nilai nominal atau modal yang ditanamkan oleh investor untuk membeli obligasi. Di SBN, jatuh tempo berkisar selama 2-3 tahun.

Harga

Pada umumnya, obligasi yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder memiliki harga. Harga obligasi terdiri dari tiga yaitu harga par (setara 100% dengan nilai pokok), harga diskon (di bawah 100%) dan harga premium (di atas 100%). Apabila obligasi dibeli di harga premium lalu dijual di harga diskon maka investor mengalami capital loss.

Yield to Maturity

Yield to maturity atau imbal hasil sampai jatuh tempo adalah tingkat keuntungan tahunan yang diperoleh investor dari kupon dan selisih harga obligasi apabila memegang obligasi hingga jatuh temponya. YTM dinyatakan dengan persentase.

Sukuk

Sukuk adalah surat berharga dalam versi syariah. Keuntungan yang diberikan kepada investor disebut sebagai imbalan. Tidak seperti obligasi konvensional, penerbitan sukuk dilandasi oleh sejumlah akad.

Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah pasar dimana sejumlah jenis obligasi yang telah diterbitkan di pasar primer ditransaksikan. Sejumlah jenis SBN seperti ORI dan SR dapat ditransaksikan di pasar sekunder.

 

 

Tags: