Mengenal Alokasi Aset Dalam Investasi

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Pada dasarnya, investasi adalah sebuah kegiatan yang personal. Investasi satu orang bisa berbeda dengan orang lainnya. Seseorang bisa meniru metode orang lain tapi hasilnya bisa berbeda.

Salah satu hal yang membedakan strategi antar investor adalah alokasi aset. Alokasi aset adalah membagi investasi ke beberapa instrumen yang berbeda atau instrumen yang sama dengan kategori yang berbeda.

Alokasi aset dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus mengelola risiko. Alokasi aset berangkat dari pemikiran bahwa apabila suatu investasi mengalami kerugian maka investasi lain akan menutup kerugian tersebut.

Pada umumnya, ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam alokasi aset yaitu waktu dan toleransi risiko. Dalam hal waktu, lama atau sebentarnya jangka waktu investasi dapat menentukan seberapa besar risiko yang berani ditempuh oleh investor.

Sementara itu, toleransi risiko mempertimbangkan seberapa besar kerugian yang berani atau bisa ditanggung oleh investor dalam kegiatan investasi. Ingat, investasi bukan hanya soal potensi keuntungan tapi juga risiko kehilangan sebagian atau bahkan seluruh modal investasi.

Waktu

Berbagai instrumen investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Saham, misalnya. Sebagian investor berpandangan bahwa saham adalah instrumen investasi dengan jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan instrumen lain.

Dengan memiliki saham dalam jangka waktu tertentu, sebagian investor berpandangan bahwa ada potensi keuntungan yang diperoleh. Hal ini terbukti bagi sebagian saham yang secara jangka panjang mengalami peningkatan, namun ada pula yang bernasib sebaliknya.

Jangka waktu tersebut akan menentukan alokasi aset seorang investor. Dalam jangka panjang, investor terbuka kemungkinan atas pilihan instrumen investasi yang bergerak fluktuatif seperti misalnya, saham.

Namun, preferensi atas jangka waktu investasi yang pendek dapat membuat investor memilih instrumen yang berisiko lebih rendah seperti deposito. 

Toleransi Risiko

Risiko dan keuntungan investasi adalah dua hal yang berjalan beriringan. Tidak ada investasi tanpa risiko. Risiko dan potensi keuntungan bergerak ke arah yang sama.

Dalam investasi, investor dapat kehilangan sebagian atau seluruh dananya. Tentu saja, setiap instrumen memiliki risiko yang berbeda-beda. Risiko yang melekat dalam investasi deposito tentunya berbeda dibandingkan dengan saham.

Berdasarkan risikonya, investor setidaknya bisa dibagi ke beberapa kategori yaitu investor konservatif, investor moderat dan investor agresif. Investor konservatif biasanya menargetkan pertumbuhan aset dengan cara menempatkan dana di instrumen investasi berisiko rendah.

Sementara itu, investor moderat berani mengambil risiko lebih tinggi. Tidak hanya berinvestasi di instrumen berisiko rendah, investor moderat juga menempatkan dana di instrumen berisiko tinggi seperti saham.

Terakhir, investor agresif cenderung berani menempatkan dana lebih banyak di instrumen yang berisiko lebih tinggi. Perbedaan antara ketiga investor itu dapat dicermati dari alokasi asetnya atau seberapa banyak dia menempatkan dana di instrumen tertentu.

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan