4 Pertanyaan yang Perlu Dijawab Sebelum Memutuskan Menjadi Freelancer

Date:

[Waktu baca: 4 menit}

Freelancer atau pekerja lepas kini menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat dalam menjalankan pekerjaan.  Pilihan ini biasanya diambil dengan berbagai pertimbangan, mulai dari fleksibilitas waktu dan tempat kerja hingga penghasilan yang lebih menarik.

Pilihan ini juga biasanya diambil dengan pertimbangan tidak ingin terikat hubungan kerja dengan pemberi kerja. Tentu saja, pilihan menjadi freelancer memiliki konsekuensinya tersendiri, sama halnya pekerja penuh waktu.

Pada saat ini, ada berbagai jenis pekerjaan yang bisa dilakukan secara paruh waktu tanpa harus terikat hubungan kerja dengan pemberi kerja seperti content writer, graphic designer, web developer, copywriter, translator, digital marketer, social media specialist dan sebagainya.

Contoh keputusan seseorang yang memutuskan menjadi freelancer adalah sebagai berikut: Yuli adalah seorang graphic designer yang bekerja penuh waktu di Jakarta. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi freelancer dengan menjadi graphic designer paruh waktu.

Alasan yang diambil Yuli adalah soal flesibilitas waktu karena ingin bekerja sekaligus menemani orangtua. Di samping itu, Yuli ingin tinggal di luar Jakarta. Dengan demikian, tidak ada kewajiban untuk pergi ke kantor.

Dengan keputusannya tersebut, Yuli bekerja hanya berdasarkan project yang diberikan kepadanya dan tidak memiliki hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja seperti halnya pekerja penuh waktu. 

Apa saja yang perlu dipertimbangkan seseorang sebelum memutuskan menjadi freelancer dari fulltimer? Berikut ini berbagai pertimbangannya:

1. Apakah Penghasilan Mencukupi?

Sebelum memutuskan menjadi freelancer, seseorang perlu mempertimbangkan apakah penghasilan yang dihasilkan dari pekerjaan paruh waktunya tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya, baik yang sudah menikah atau belum menikah.

Selain mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, penghasilan dari freelancer tersebut juga harus dapat digunakan untuk melunasi berbagai kewajiban seperti utang yang barangkali dimiliki oleh freelancer tersebut.

Biasanya, penghasilan seorang freelancer berasal dari project tertentu dalam kurun waktu tertentu. Apabila project tersebut selesai, freelancer tersebut menghadapi kemungkinan: project tersebut dilanjutkan atau tidak.

Apabila tidak dilanjutkan, freelancer tersebut tentunya harus mencari project lainnya untuk menyambung hidup. Hal ini tentu saja berbeda dengan pekerjaan penuh waktu dimana seorang pekerja akan mendapatkan penghasilan dengan jumlah yang relatif tetap secara bulanan.

2. Bagaimana Prospek Pekerjaan dan Potensinya?

Seorang freelancer juga perlu mempertimbangkan mengenai prospek pekerjaan yang dijalaninya serta potensi untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Apabila permintaan terhadap pekerjaan tersebut tinggi, tidak ada salahnya untuk melakoni pekerjaan tersebut secara paruh waktu.

Karena tidak adanya ikatan hubungan kerja, tidak ada salahnya pula seorang freelancer bekerja untuk lebih dari satu pemberi kerja. Keputusan ini dibuat sebagai bagian dari upaya memaksimalkan potensi penghasilan yang diperoleh 

3. Punya Dana Darurat?

Apapun status pekerjaan yang dijalani, dana darurat adalah dana yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki oleh pekerja. Dana darurat adalah dana yang disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa yang tidak diharapkan, misalnya, tidak adanya project bagi freelancer dalam kurun waktu yang lama.

Dana darurat dapat berfungsi sebagai penyangga (financial buffer) untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus mengandalkan pinjaman dari pihak lain. Dana darurat ibarat payung yang disiapkan untuk mengantisipasi hujan.

Jumlah dana darurat yang dikumpulkan itu bervariasi tergantung dari kondisi setiap orang yang tentu saja berbeda-beda. Ada pakar yang menyarankan 3-6 kali pengeluaran bulanan, ada pula yang menyarankan 6-12 bulan penghasilan.

4. Punya Plan B?

Salah satu risiko menjadi freelancer adalah tidak adanya project yang dikerjakan sehingga freelancer tersebut tidak mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila itu terjadi dalam waktu yang lama tentu saja berdampak negatif terhadap kondisi keuangan freelancer tersebut.

Oleh karena itu, freelancer perlu memikirkan mengenai rencana kedua (Plan B) untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diharapkan. Antisipasi itu dapat berupa persiapan kembali kerja penuh waktu atau mencari penghasilan dari sumber penghasilan yang lain.