Apakah Sekarang Saat Yang Tepat Untuk Masuk Saham BUMI? – Sebuah Analisa

Date:

Sepertinya tidak ada saham di bursa Indonesia yang lebih fenomenal dari saham PT. Bumi Resource Tbk (BUMI).

Saham perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara ini sempat merajai IDX di tahun 2008 dengan mencapai puncak tertingginya di harga 8000 per lembar. Namun seiring dengan merosotnya harga jual batubara, kinerja BUMI pun terseok hingga terkapar di level harga paling dasar di bursa di harga Rp50 per lembar pada tahun 2015.

Namun sejak saat itu, kinerja BUMI terus menunjukkan perbaikan. Ditopang dengan kembali cerahnya harga jual batubara, kinerja BUMI kembali terdongkrak dan harga sahamnya pun ikut terkerek naik.

Saat artikel ini ditulis, harga saham BUMI sudah menanjak cukup tinggi dari level terendahnya dan sekarang diperdagangkan di Rp344 per lembar saham.

Pertanyaan paling besarnya tentu saja sekarang adalah : Apakah masih bisa untuk kita masuk di BUMI? Apakah harga saham BUMI masih bisa naik lagi?

Tim BigAlpha.id telah menyusun beberapa faktor penting yang bisa menjadi pertimbangan Alpha Investors sebelum masuk ke saham BUMI.

1. Sukses melaksanakan Right Issue

Tahun 2017 yang lalu, BUMI sukses dalam melaksanakan proses penerbitan saham baru (atau yang lebih dikenal dengan istilah right issue) dengan nilai yang cukup jumbo. Proses right issue ini memang dikhususkan untuk para kreditur BUMI yang ingin menukarkan piutang mereka dengan saham baru BUMI.

Efeknya apa? Hutang BUMI akan jauh berkurang dan akan mengurangi beban bunga yang harus dibayar secara signifikan. Bayangkan saja, akibat proses right issue ini, hutang BUMI akan berkurang sebanyak 61% dari awalnya $4.2 milyar menjadi $1.6milyar saja.

Otomatis, hal ini akan mengurangi beban bunga yang harus dibayarkan BUMI dari $283juta (pada Sept16) menjadi $161juta (Sept17). Hal ini tentu akan berpengaruh pada laba bersih BUMI yang meningkat 4x lipat menjadi $238juta (Sep17) dari $52juta (Sept16).

Laba ini diprediksi akan konsisten pada laporan keuangan Q4 BUMI nanti.

2. Harga jual batubara masih tinggi

Faktor utama yang mempengaruhi kinerja emiten-emiten batubara adalah harga jual batubara dunia. Dan nilai acuan harga jual batubara dunia yang digunakan adalah harga ICE Newcastle Coal. Pada saat artikel ini ditulis harga Newcastle Coal berada pada $106 per metric ton. Hanya berselisih sekitar $20 per metric ton pada saat BUMI mencapai puncak harganya Rp8000 per lembar. Pada saat itu, Newcastle Coal price berada pada level $120-$130 per metric ton.

Cash cost BUMI menurut paparan manajemen berkisar di level $27 per metric ton, yang artinya dengan harga jual $30 per metric ton saja, BUMI sudah bisa mencetak keuntungan. Apalagi dengan level acuan Newcastle Coal yang berada di atas $100 saat ini.

3. Manajemen yang semakin solid

Sebagai salah satu syarat proses right issue yang dilakukan tahun 2017 kemarin, para kreditur BUMI meminta agar perwakilan mereka masuk ke jajaran manajemen BUMI. Suatu permintaan yang wajar, mengingat ini adalah langkah untuk memastikan BUMI dijalankan secara bersih dan professional. Ada perwakilan dari China Development Bank, China Investment Corp hingga Jinpin Ma (adik Jack Ma) yang kini duduk di manajemen BUMI. Dengan demikian, syarat ‘manajemen yang profesional’ dari kaidah value investing kini semakin terpenuhi.

4. Cadangan batubara BUMI luar biasa besar.

BUMI Resource Tbk. adalah salah satu perusahaan batubara dengan cadangan terbukti terbesar di Indonesia. BUMI memiliki 3 milyar metric ton cadangan batubara yang menunggu untuk digali dan dijual.

Di tahun 2018, manajemen menargetkan penjualan sebanyak 96 juta metric ton atau sekitar $5.5 milyar revenue yang akan diterima BUMI. Luar biasa besar, bukan?

5. Kinerja yang masih akan menanjak.

Bisnis pertambangan batubara sebenarnya tergolong bisnis yang cukup mudah dipahami secara konsep. Cadangan batubara yang sudah ada, tinggal dikeruk, dipindahkan lalu dijual. Proses bisnis yang tergolong sederhana ini menyebabkan risiko industry pertambangan batubara cukup minim. Hanya ada 1-2 faktor utama yang mempengaruhi kinerja mereka.

Melihat manajemen yang makin solid, harga jual batubara yang masih tinggi, dan target penjualan yang dipaparkan oleh manajemen BUMI, tampaknya kinerja BUMI di tahun 2018 ini akan tetap mengkilat.

Tentu saja harapannya, harga jual batubara tidak tiba-tiba jatuh di bawah $60 per metric ton seperti yang terjadi di tahun 2015 yang lalu. Tapi berdasarkan konsensus analis, harga jual batubara masih akan tetap tinggi setidaknya hingga pertengahan tahun 2018 ini.

6. Valuasi yang masih rendah.

Oke, mari kita lanjut ke bagian paling penting dari analisa ini. Harga berapa sih yang cocok untuk masuk BUMI?

Saat ini dengan harga Rp344 per lembar, BUMI diperdagangkan dengan P/E ratio 4.8x.

Price per Book Value (PBV) BUMI masih negatif karena ekuitas BUMI yang masih minus.

Hanya berdasarkan dua rasio sederhana itu, kita bisa memperkirakan sejauh apa BUMI bisa menanjak naik.

Personally, kami dari tim BigAlpha.id menganggap peluang kenaikan BUMI ini tidak terbatas. Mengingat sejarah BUMI yang pernah diperdagangkan di level Rp8000 per lembar, peluang kenaikan BUMI kali ini juga terbuka cukup lebar.

Namun jangan lupa, BUMI juga terkenal dengan fluktuasinya yang cukup tinggi. Jadi risiko profit taking dan turun juga masih ada. Namun jika dibandingkan risk dan reward-nya, kami kira masih jauh lebih besar reward yang ditawarkan BUMI.

Jika melihat para kompetitornya PT. Bukit Asam (PTBA) dan Adaro (ADRO) yang masing-masing kini diperdagangkan dengan P/E ratio 11.0x dan 11.7x, untuk mencapai level P/E ratio yang sama maka BUMI harus berada di level Rp900-1000 per lembar sahamnya.

Dan dari posisinya sekarang (Rp344), BUMI menawarkan peluang kenaikan lebih dari 100%!

Not bad for value investing, right?

***

Kami di BIgAlpha.id percaya kalau BUMI masih cocok dipegang hingga jangka waktu menengah hingga 1 tahun ke depan. Untuk akumulasi beli, bisa di level harga sekarang (Rp344) atau akan semakin lebih baik jika dapat di level yang lebih rendah lagi.

Analisis yang lebih update akan kami terbitkan berdasarkan laporan keuangan terbaru BUMI (Q4 2017) yang diprediksi akan rilis di bulan Maret 2018. Pada saat itu, semua perhitungan valuasi BUMI (PER, PBV, NPM, DER, etc) akan lebih update dan mencerminkan kinerja BUMI yang sesungguhnya.

Kami dari tim BigAlpha.id juga sedang menyusun e-book yang berisi 20 saham pilihan untuk anda para Alpha Investor. E-book ini akan disusun seperti artikel di atas dengan bahasa sederhana yang bisa membantu anda mengerti tentang kondisi suatu saham dan mempermudah anda dalam membuat keputusan investasi di pasar modal.