Bioskop Buka Lagi 29 Juli 2020, Saham Apa Saja yang Terdampak?

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menyatakan kegiatan operasional bioskop akan mulai kembali dibuka pada 29 Juli 2020 di seluruh Indonesia. GPBSI mewakili para pengusaha bioskop yang terdiri dari Cinema XXI, CGV, Cinepolis, Dakota Cinema, Platinum, dan New Star Cineplex.

Pembukaan bioskop itu wajib menerapkan protokol kesehatan yang diatur dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Nomor 140 Tahun 2020. Maksimal penonton bioskop diwajibkan hanya 50%.

Seperti diketahui, bioskop di sejumlah kota besar dilarang beroperasi sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona. Sebagian bioskop juga berada di dalam mal yang sempat dilarang beroperasi juga oleh pemerintah.

Sejauh ini, ada dua emiten yang memiliki lini usaha terkait dengan bioskop dan perfileman yaitu PT Graha Layar Prime Tbk. (BLTZ) dan PT MD Pictures Tbk. (FILM). Bagaimana dampak dari rencana pembukaan kembali bioksop tersebut terhadap saham BLTZ dan FILM?

FILM

Berdasarkan sejumlah pemberitaan media, pernyataan GPBSI itu dirilis pada Selasa, 7 Juli 2020. Sehari setelah pernyataan itu dirilis, saham FILM turun sekitar 0,58%.

Dua hari kemudian setelah pernyataan itu dirilis saham FILM baru "bereaksi" dengan melesat 5,85% (8 Juli) dan meningkat 1,66% sehari sesudahnya (9 Juli). Dalam tiga bulan terakhir, saham FILM telah menanjak lebih dari 12%.

Seperti diketahui, MD Pictures adalah rumah produksi besar yang memproduksi beragam film layar lebar. Perusahaan ini memproduksi film antara lain Ayat-Ayat Cinta, Surga Yang Tak Dirindukan, Habibie & Ainun, Danur, Rudy Habibie dan sebagainya.

Pada kuartal I/2020, penjualan perusahaan mengalami penurunan hingga 51,32% menjadi RP29,36 miliar dibandingkan dengan Rp60,31 miliar pada periode yang sama 2019. Dari penjualan tersebut, penjualan film layar lebar merosot 38,25% menjadi Rp17,27 miliar dibandingkan dengan Rp27,97 miliar.

Di samping itu, penjualan film digital turun  menjadi Rp257,02 juta dibandingkan dengan Rp23,26 miliar. Perusahaan juga mengalami penurunan penjualan film di stasiun televisi  menjadi Rp1,12 miliar dari Rp1,55 miliar.

Dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia, manajemen MD Pictures menyatakan strategi dan upaya perseroan dalam mempertahankan kelangsung usahan di tengah kondisi pandemi covid - 19 adalah dengan menggunakan digital film seiring pilihan masyarakat yang kini lebih memilih menonton film di rumah.

BLTZ

Tidak seperti saham FILM, saham BLTZ belum banyak bereaksi atas rencana pembukaan kembali bioskop tersebut. Saham BLTZ termasuk saham "tidur" yang jarang bergerak dalam perdagangan saham sehari-hari.

Sehari setelah pengumuman mengenai rencana pembukaan kembali bioskop, saham BLTZ naik 0,98%. Namun, setelah itu saham BLTZ kembali tidak banyak bergerak alias 0%.

Graha Layar Prima merupakan perusahaan yang mengelola CGV Cinemas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada 2014.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, perusahaan menerapkan serangkaian strategi supaya dapat bertahan di tengah pandemi virus corona seperti mengurangi biaya-biaya sewa tempat usaha melalui negosiasi/kerjasama dengan pemilik-pemilik lahan.

Selain itu, kolaborasi dengan para pelaku industri film dalam mempersiapkan film-film lokal terbaru yang akan ditayangkan di bioskop CGV setelah pemulihan Pandemi Covid-19, menstabilkan bisnis dengan menurunkan sebisa mungkin beban biaya usaha, terdiri dari biaya operasi terkait dan sebagainya.

 

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan