Bumble atau Tinder? Di Balik Dua Aplikasi Kencan Online

Date:

[Waktu baca: 3 menit]

Sejumlah aplikasi kencan online yang populer di Indonesia antara lain Bumble dan Tinder. Dua aplikasi ini digunakan oleh para penggunanya untuk mencari pacar atau teman. Siapa di balik dua aplikasi ini?

Pada dasarnya, dua aplikasi ini dikelola oleh dua perusahaan yang berbeda. Tinder dikelola oleh Match Group, Inc. dan Bumble dikelola oleh Bumble, Inc. Keduanya memiliki persamaan yaitu sama-sama telah menjadi perusahaan terbuka di Nasdaq.

Melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) pada 2015, Match Group kini diperdagangkan di Nasdaq dengan kode saham MTCH. Sementara itu, Bumble melakukan IPO pada 2021 dengan kode saham BMBL. 

Seperti diketahui, IPO perusahaan teknologi seperti Match dan Bumble adalah hal lazim di Amerika Serikat, sedangkan hal ini masih jarang terjadi di Indonesia. Model bisnis yang diterapkan oleh Match dan Bumble kian berkembang seiring banyaknya pengguna yang kesulitan mencari jodoh karena adanya pandemi.

Baca juga: Tokopedia dan Antisipasi Euforia Saham Startup

Sebagai gambaran, Bumble Inc adalah perusanaan induk dari Badoo dan Bumble, keduanya adalah aplikasi kencan online dengan jutaan pengguna di seluruh dunia. Terbilang baru, perusahaan ini didirikan oleh Whitney Herd pada 2014. Jumlah karyawan perusahaan ini mencapai 600 orang di Austin, Barcelona, London dan Moskow.

Situs Forbes mencatat IPO Bumble yang dilakukan pada 2021 menjadikan Whitney Wolfe Herd sebagai salah satu perempuan muda yang menjadi miliader. Dilepas dengan harga US$43 per lembar, harga saham Bumble kemudian merangkak menjadi US$75 per lembar.

Sementara itu, saham MTCH yang dulu dilepas dengan harga US$12 per lembar, kini senilai US$164 per lembar. Dari skala usaha, MTCH lebih besar daripada BMBL dimana Match Group memperkerjakan 1.800 pegawai di 20 kantor di seluruh dunia.

Pada saat ini, kapitalisasi pasar MTCH mencapai US$45 miliar, sedangkan BMBL mencapai US$8,6 miliar. MTCH memiliki aplikasi kencan lainnya yaitu OkCupid yang juga dapat digunakan oleh para pengguna di Indonesia. Sama seperti BMBL, MTCH kini dipimpin oleh seorang CEO perempuan yaitu Shar Dubey. 

Tags: