Daftar Saham IPO 2021, Ada Startup Selain Bukalapak

Date:

Sudah rahasia umum, investor ritel berburu saham-saham yang baru saja melantai di bursa efek Indonesia, alias melakukan IPO. Hal ini tak ayal kerap membuat saham-saham IPO langsung terkena auto reject atas (ARA) karena lonjakan harga yang signifikan. 

Tapi apakah memang selalu demikian? Sebenarnya tidak juga. Para investor ritel ini kerap kali hanya mengadu nasib tanpa melihat fundamental dari si perusahaan yang melakukan IPO. Jika saat IPO jumlah saham yang ditawarkan tidak seluruhnya terserap, harganya bisa saja malah turun. 

Saat harga turun inilah para investor yang tadinya mengadu nasib dengan saham-saham IPO ikut panik dan ramai-ramai menjual. Kalau sudah begini, otomatis saham yang IPO justru semakin tertekan. Karena itu, investor ritel perlu benar-benar mempelajari prospektus dari emiten yang melakukan IPO. Bisa juga nih dipantau bagaimana kira-kira respons pasar terhadap rencana IPO dari sebuah emiten tersebut. 

Nah, hingga awal Juli 2021 sudah ada 25 perusahaan yang mencatatkan diri di bursa efek Indonesia. Skala bisnisnya pun bervariasi, ada yang besar ada yang kecil dengan jumlah saham yang ditawarkan juga macam-macam. Yang paling baru tentunya Bukalapak dengan kode emiten BUKA yang dijadwalkan IPO pada awal Agustus. 

BEI juga sempat membocorkan ada 26 perusahaan yang antre melantai di bursa hingga akhir 2021. Beberapa di antaranya tercatat sebagai perusahaan teknologi, sama halnya dengan Bukalapak. 

Apa saja daftar saham IPO 2021? Big Alpha merangkumnya untuk kamu.

 

1. Sebanyak 26 perusahaan akan IPO semester II 2021

Direksi BEI mengungkapkan kalau ada 26 perusahaan yang akan melantai di bursa sepanjang sisa waktu 2021 ini. BEI tidak merinci lebih jauh mengenai seluruh perusahaan yang akan IPO. 

Hanya saja, secara garis besar disebutkan bahwa ada 5 perusahaan dengan aset skala kecil atau kurang dari Rp50 miliar, 8 perusahaan dengan aset skala menengan atau Rp50 miliar - Rp 250 miliar, dan 13 perusahaan dengan aset skala besar atau di atas Rp250 miliar. 

Bukalapak (BUKA) tentu saja masuk dalam daftar antrean ini. Tapi menariknya, BEI juga mengungkapkan bahwa ada dua perusahaan teknologi lainnya yang akan melantai. Apakah GoTo sebagai merger Gojek dan Tokopedia? Atau ada startup lain? 

Selain perusahaan teknologi, antrean perusahaan yang akan IPO juga diisi oleh tujuh perusahaan sektor consumer cyclicals, tujuh perusahaan sektor non-consumer cyclicals, lima perusahaan sektor industrial, dua perusahaan sektor transportasi dan logistik, dua perusahaan sektor keuangan, serta masing-masing satu perusahaan dari sektor basic materials, energi, dan kesehatan. 

 

2. GoTo, J&T Express, dan Traveloka dikabarkan menyusul Bukalapak

Kabar mengenai sejumlah startup unicorn yang akan menyusul Bukalapak melantai di bursa pun santer beredar. Beberapa nama yang kerap disebut di antaranya adalah GoTo sebagai entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia, J&T Express yang tahun ini bergabung sebagai deretan unicorn Tanah Air, dan Traveloka. 

GoTo sendiri tercatat memiliki kapitalisasi jumbo yakni US$18 miliar. Sementara J&T Express dan Traveloka masing-masing memiliki kapitalisasi US$7,8 miliar dan US$2,75 miliar. Sebagai pembanding, Bukalapak yang segera melakukan IPO memiliki kapitalisasi US$5,34 miliar hingga US$5,05 miliar. 

Sejumlah media arus utama nasional menyebutkan bahwa GoTo sendiri belum melakukan IPO karena masih harus menunggu aturan multiple voting shares (MVS) alias hak suara multiple. Aturan ini memberi ruang bagi pendiri perusahaan untuk tetap menjadi pengendali meskipun kepemilikan sahamnya kecil. 

Jika IPO GoTo terwujud, maka kapitalisasi pasarnya akan melejit ke peringkat keenam di bawah Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), dan Astra Internasional (ASII). Sementara itu, startup lain yakni Sayurbox juga sempat menyampaikan targetnya untuk IPO, meski belum akan dilakukan dalam waktu dekat. 

 

3. IPO sepanjang semester I 2021 raup pendanaan Rp7,61 triliun

Hingga pertengahan Juli 2021, penghimpunan dana lewat penawaran umum perdana saham alias IPO mencapai Rp7,61 triliun. Saat ini sudah ada 25 perusahaan yang melantai di bursa sejak awal 2021. Berikut daftarnya, urut dari IPO yang paling baru:

  • PT PAM Mineral Tbk (NICL)
  • PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC)
  • PT Bundamedik Tbk (BMHS)
  • PT Bank Multiarta Sentosa Tbk (MASB)
  • PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
  • PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE)
  • PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA)
  • PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV)
  • PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE)
  • PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY)
  • PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF)
  • PT Triputra Agro Persada tbk (TAPG)
  • PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP)
  • PT Imago Mulia Persada (LFLO)
  • PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (XYRX)
  • PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK)
  • PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS)
  • PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ)
  • PT Indointernet Tbk (EDGE)
  • PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WWMU)
  • PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE)
  • PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)
  • PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS)
  • PT FAP Agri Tbk (FAPA)