Diary Investasi: Agustus 2018

Date:

Hi Alpha Investors,

Mungkin sebagian dari kalian ada yang bertanya, kenapa kami menjual e-book yang berisi 20 emiten undervalue? Kenapa informasi itu tidak kami simpan sendiri?

Jawabannya adalah karena : Dana yang kami miliki terbatas.

Jika kami mempunyai dana yang besar, yang mampu memberikan keuntungan secara signifikan dan otomatis mengubah kami semua menjadi milyarder dalam semalam, tentu informasi itu tidak akan kami berikan. Menjual e-book tentu akan hanya membuang buang waktu.

Namun dikarenakan jumlah dana yang kami miliki terbatas, kami menjual informasi tersebut dalam bentuk e-book kuartalan. Karena kami menyadari ada banyak orang di pasar modal, yang tidak punya waktu, belum sempat mempelajari, atau bahkan sesederhana tidak ingin menghabiskan waktu mereka menganalisa laporan keuangan. So, we do it for you.

Win win solution.

We are not the first one, there are some other similar services available. 

Kami menulis berdasarkan laporan keuangan mereka, sumber berita terpercaya, press release dari emiten bersangkutan, dan dari situs industri terkait, yang kemudian kami analisa menggunakan berbagai macam metoda valuasi yang relevan. Tentu saja isinya akan subjektif karena parameter dan sumber data yang kami gunakan berbeda dengan analis lain di pasar modal. Dan akan tetap ada kemungkinan analisa kami akan meleset.

Karena analisa yang kami buat itu menggunakan laporan keuangan yang bersifat historical, berdasarkan kinerja masa lalu yang tidak menjamin terulangnya kinerja yang sama di masa depan.

Sebagian besar tim internal kami memang telah aktif di pasar modal sejak beberapa tahun lalu, namun kami sebagai institusi juga menanamkan sebagian dari hasil usaha kami di pasar modal. Informasi yang kami dapat, kami analisa dan kami tuangkan dalam bentuk e-book, juga kami terapkan dalam prinsip investasi kami.

Ini sebagai bukti kalau kami juga percaya dengan analisa yang kami tulis sendiri. We walk the talk.

Sebagai bentuk transparansi, kami akan menginformasikan emiten yang kami miliki di halaman Investor Relation. Di halaman tersebut, kalian bisa melihat komposisi portfolio yang kami miliki. Melalui transparansi ini, kami ingin menjadi showcase bagi investor pemula bahwa investasi di pasar modal bisa mendatangkan return yang baik. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menghindari bias dan kesan seolah kami mendorong harga emiten yang sedang kami miliki.

Sebisa mungkin, setiap kami melakukan perubahan terhadap portfolio yang kami miliki, akan kami bagikan perubahan dan dasar analisanya ke dalam situs resmi kami ini. Di Big Alpha, kami menyebutnya diary investasi.

Saat ini, kami memiliki 3 emiten di dalam portfolio kami, yakni INDY, HRUM, dan WSKT. Dua dari tiga emiten tersebut adalah emiten dari sektor batubara. Hal ini memang karena sektor batubara sedang menjadi primadona di bursa. Sebelumnya, kami memiliki INDY dan ADRO sebagai perwakilan dari sektor batubara.

Namun, kami melihat harga HRUM sedang turun cukup dalam, sehingga kami memutuskan untuk melepas ADRO dan menggantinya ke HRUM.

ADRO kami beli beberapa kali hingga mendapatkan average price di Rp1706 per lembar dan kami jual sedikit di atasnya Rp1,820 per lembar demi membeli HRUM.

Begitu juga dengan INDY, kami sekarang dalam posisi memegang INDY dengan harga rata-rata Rp3,471 per lembar sahamnya.

Selain itu, kami juga mendiversifikasi portfolio kami dengan menambah WSKT dengan average price Rp2,000 per lembar saham. Kami melihat proyek pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi masih terus kencang untuk ke depannya. Bahkan, anggaran infrastruktur pemerintah di APBN 2019 adalah anggaran infrastruktur terbesar sepanjang sejarah republik ini.

Oleh karena itu, kami mengganggap WSKT, sebagai salah satu emiten konstruksi pelat merah, layak masuk ke dalam portfolio kami.

Demikian kami tutup diary investasi kali ini. Kami akan menulis update selanjutnya jika kami dalam posisi membeli atau menjual saham dalam portfolio kami.

Salam investasi pandai tapi santai!