Ekonomi Indonesia 2021: Proyeksi 5 Lembaga

Date:

[Waktu baca: 7 menit]

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,6% atau bahkan minus 1,7% pada 2020 atau turun drastis dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 5,02%.

Penyebab penurunan itu tidak lain adalah pandemi virus corona yang melumpuhkan kegiatan perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pandemi mendorong pemerintah membatasi banyak kegiatan, dari pariwisata hingga aktivitas pendidikan, yang berdampak signifikan terhadap perekonomian.

Sampai 21 September 2020, pandemi itu menewaskan lebih dari 9.500 orang dan menginfeksi lebih dari 240.000 orang di Indonesia. Kasus virus corona adalah salah satu yang terbanyak di Asia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia minus 5,32% pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal II/2019. 

Penurunan PDB ini merupakan penurunan terdalam sejak 1999. Penurunan ini melanjutkan pelemahan yang telah dimulai pada kuartal I/2020 dimana PDB Indonesia hanya tumbuh 2,97%. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,9% pada kuartal III/2020.

Pandemi berdampak besar terhadap permintaan dan penawaran barang serta jasa di seluruh dunia karena masyarakat mengurangi konsumsinya. PDB Indonesia ditopang sebagian besar oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi lebih dari 50%, selain dari belanja pemerintah, investasi dan ekspor-impor.

Bagaimana dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021? Apakah kondisi akan membaik atau sama kondisinya seperti 2020? Berikut ini proyeksi dari berbagai lembaga di dalam dan luar negeri:

1. OECD

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3% pada 2021 atau memantul dari perkiraan minus 3,3% pada 2020. Indonesia adalah salah satu di antara beberapa negara lain seperti Perancis dan Rusia yang pertumbuhan ekonominya diperkirakan tumbuh di level 5%.

Dalam Laporan Interim September 2020, jumlah barang dan jasa yang diproduksi (the level of output) diperkirakan tetap lebih rendah dibandingkan dengan 2019 dan sebelum pandemi. Proyeksi yang dibuat OECD ini mengasumsikan penyebaran virus dalam skala lokal masih akan berlanjut dan ditangani dengan intervensi lokal.

Di samping itu, laporan ini menggunakan asumsi bahwa vaksin belum tersedia secara luas sampai akhir 2021. Jika ancaman dari virus corona memudar lebih cepat daripada yang diperkirakan, peningkatan kepercayaan diri dapat meningkatkan aktivitas global secara signifikan pada 2021.

2. ICAEW

The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,2% pada 2021 atau meningkat dibandingkan dengan perkiraan penyusutan sebesar 2,7% pada 2020.

Karena jumlah kasus Covid-19 terus meningkat di Indonesia, laju pemulihan ekonomi diperkirakan akan melambat. Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, proses pemulihan Indonesia akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kawasan secara keseluruhan.

Untuk memastikan kebangkitan ekonomi di seluruh kawasan, sangat penting bagi negara-negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, seperti Indonesia, Singapura, Filipina, dan Malaysia, untuk melakukan pemulihan yang stabil.

Dalam laporan bertajuk Global Economic Outlook Report dari Oxford Economics yang diterbitkan oleh ICAEW, pandemi virus corona telah membuat kawasan Asia Tenggara mengalami perlambatan pertumbuhan terbesar sejak Krisis Moneter Asia pada 1997. Laju pertumbuhan di kawasan ini diperkirakan akan menyusut sebesar 4,2% di tahun 2020.

3. Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,8%-5,8% pada 2021. Pemulihan ekonomi diperkirakan akan terjadi karena perbaikan ekonomi global serta stimulus fiskal oleh pemerintah.

Seperti dikutip dari sejumlah pemberitaan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan beberapa indikator yang menurutnya menunjukkan perbaikan adalah mobilitas manusia di sejumlah daerah yang meningkat serta angka penjualan eceran yang juga naik dan menunjukkan keyakinan konsumsi.

Di samping itu, indikator manufaktur Purchasing Managers' Index (PMI) berada di level 50,8 pada Agustus 2020 atau meningkat dibandingkan dengan posisi di 46,9 pada Juli 2020.

4. Pemerintah

Presiden Joko Widodo memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh dalam rentang 4,5% hingga 5,5% pada 2021 yang ditopang oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi. Perkiraan itu tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 yang telah disampaikan kepada DPR.

Seperti dikutip dari Kompas.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan target pertumbuhan ekonomi tersebut cukup moderat mengingat hingga saat ini kondisi perekonomian masih diliputi ketidakpastian akibat pandemi virus corona.

Menurutnya, terdapat sejumlah faktor utama yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 seperti keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19 serta kondisi pemulihan kinerja perekonomian global.

Faktor lainnya adalah upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kemudahan usaha dan menarik investasi dan dukungan kebijakan fiskal yang bercorak counter cyclical, termasuk melalui lanjutan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

5. Bank Dunia

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,8% pada 2021 atau perlahan-lahan pulih setelah diperkirakan tumbuh hanya 0% pada 2020. Seperti dikutip dari Kontan.co.id, Lead Economist World Bank Indonesia Frederico Gill Sander menyatakan  beberapa strategi yang dapat mendukung Indonesia bangkit dari krisis.

Strategi itu antara lain memperluas cakupan program perlindungan sosial, mengatasi kesenjangan yang baru teridentifikasi pada sistem, serta mempercepat penerapan perawatan kesehatan universal untuk seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, keputusan pemerintah untuk mengubah prioritas belanja negara dan meningkatkan defisit anggaran sangat dibutuhkan untuk dapat meredam dampak pandemi ini. Menurutnya, alokasi belanja dalam jumlah lebih besar pada sektor kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur akan tetap dibutuhkan pemerintah.