Inspirasi Investasi Saham dari Direksi BCA

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Masih ingat tulisan Direksi Borong Saham BBCA Saat Turun Drastis, Pertanda Bagus? Tulisan ini mengulas aksi borong saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) oleh para direksinya sendiri pada Maret 2020.

Pada saat itu, para direksi BCA memborong saham BBCA dengan harga bervariasi, semuanya di bawah Rp30.000. Sekitar kurang dari empat bulan kemudian, para direksi ini kemudian menjual sebagian saham tersebut dengan harga di atas Rp30.000.

Para direksi BCA ini menerapkan prinsip sederhana investasi saham: beli di harga rendah, jual di harga lebih tinggi. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari keputusan investasi para bankir tersebut?

Momentum Tepat

Salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah para direksi BCA mengambil keputusan investasi di waktu yang tepat. Mereka barangkali sadar bahwa penurunan harga saham BBCA pada Maret 2020 tidak mencerminkan kondisi fundamental perusahaan yang mereka kelola.

Seperti yang pernah diulas di artikel sebelumnya, berbagai indikator kinerja BCA menunjukkan kondisi yang baik. Penurunan harga saham BBCA kala itu bukan disebabkan oleh penurunan kinerja perusahaan yang drastis melainkan cenderung karena kepanikan investor saham seluruh dunia terhadap pandemi virus corona.

Pada saat itu, harga saham BBCA bahkan sempat turun hingga lebih dari 30% sejak akhir 2019 ketika harganya menyentuh Rp22.000 pada 23 Maret 2020. Sebagai pengingat, pada akhir 2019 atau di kala banyak orang tidak mengetahui akan hadirnya wabah mematikan bernama Covid-19, harga saham BBCA berada di level Rp33.000 per lembar. 

Pada beberapa hari perdagangan di Maret 2020, saham BBCA sempat turun drastis bahkan hingga menyentuh batas maksimal penurunan harga saham (auto reject bawah/ARB) yang telah diperkecil sebesar 7%.

Oleh karena itu, penurunan harga saham pada saat itu dianggap momentum yang tepat untuk membeli saham di harga yang lebih murah dengan harapan harga tersebut akan kembali memantul di masa depan.

Tak keliru, saham BBCA perlahan berada dalam tren meningkat hingga awal Juli 2020. Saham BBCA kembali menembus level Rp30.000. Saat harga saham BBCA mencapai level Rp31.000, sebagian direksi BCA menjual sebagian sahamnya.

Salah satunya adalah Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja yang membeli sebagian saham BBCA pada Maret 2020 dan menjual sebagian di antaranya pada Juli 2020.

Sebagai pengingat, berdasarkan data yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dipublikasikan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jahja tercatat membeli saham BBCA dalam dua periode pada Maret 2020. 

Periode pertama pada 9 Maret 2020 dimana Jahja membeli 12.500 lembar di harga Rp29.825 dan 20.000 lembar di harga Rp29.800. Periode kedua pada 24 Maret 2020 Jahja membeli 20.000 lembar di harga Rp23.000.

Setelah itu, Jahja menjual 75.000 sahamnya dengan harga yang bervariasi, antara Rp31.100, dan Rp31.125 per saham pada 10 Juli 2020. Anda bisa menghitung sendiri kira-kira berapa keuntungan yang diperoleh dari penjualan tersebut.

Setelah penjualan saham puluhan ribu lembar saham BBCA tersebut, Jahja masih memiliki lebih dari 8 juta lembar saham BBCA. Begitupula dengan para direksi lainnya yang masih memiliki saham BBCA setelah menjualnya sebagian.

Jangka Waktu

Keputusan pembelian di Maret 2020 dan penjualan di Juli 2020 menunjukkan bahwa jangka waktu investasi saham tidak selalu harus bertahun-tahun. Seperti kita tahu, investasi saham sering dianggap sebagai "investasi jangka panjang" dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun.

Namun, anggapan itu tidak berlaku bagi seluruh investor. Sebagian pihak berpandangan jangka waktu investasi saham (seberapa lama memegang saham tertentu) bisa hanya beberapa bulan, beberapa hari atau bahkan beberapa jam.

Sebagian investor, barangkali termasuk para direksi BCA, membagi portofolionya berdasarkan jangka waktu investasi. Ada saham yang akan disimpan selama bertahun-tahun, ada pula saham yang hanya disimpan dalam beberapa bulan atau pekan, lalu dijual setelah harganya naik.

Tentu saja, pembagian jangka waktu tersebut dibuat berdasarkan tujuan finansial masing-masing investor yang unik dan personal. Apa yang dilakukan oleh para direksi BCA ini dapat menjadi inspirasi bagaimana investor memanfaatkan momentum untuk mendapatkan cuan dari investasi saham.

 

 

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan