Katalis Saham Konstruksi 2021

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Sejumlah perusahaan konstruksi, terutama BUMN, membukukan kinerja terburuk pada kuartal 3/2020 dibandingkan dengan periode yang sama dalam beberapa tahun terakhir.

Penjelasan mengenai penurunan kinerja itu bisa dibaca di dalam artikel: Laba WIKA, ADHI, PTPP Q3/2020: Kenapa Drop? 

Secara year to date hingga 1 Desember 2020, saham konstruksi masih minus seperti WSKT (-30%), WIKA (-19%), PTPP (-13%) dan ADHI (-6%). Saham-saham tersebut belum kembali ke level sebelum pandemi seperti tampak dari grafik garis berikut:

Bagaimana dengan prospek saham sektor konstruksi pada 2021? Berikut ini sejumlah katalis yang berpotensi berdampak terhadap sektor ini:

1. Anggaran Infrastruktur

Dalam APBN 2020, anggaran infrastruktur turun drastis dibandingkan dengan 2019 karena sebagian anggaran pemerintah dialihkan untuk penanganan pandemi corona.  Dalam APBN 2021, pemerintah menetapkan Rp414 triliun untuk anggaran infrastruktur dimana nominal itu sudah kembali ke level sebelum pandemi. 

Pada 2021, pemerintah juga akan memprioritaskan pengerjaan konstruksi proyek-proyek yang tertunda selama 2020. Berikut ini perbandingan anggaran infrastruktur 2015-2021:


2. Sovereign Wealth Fund (SWF)

Pemerintah segera membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi. Sesuai namanya, SWF adalah lembaga yang mengelola dana investasi dari investor, termasuk investor asing.

Dana tersebut akan diinvestasikan di sejumlah sektor seperti infrastruktur, energi dan sumber daya, kesehatan, pariwisata, dan teknologi. Pemerintah ingin pembangunan infrastruktur tidak lagi bergantung kepada dana APBN.

Pengembangan SWF itu melibatkan ADIA (Uni Emirat Arab) dan JBIC (Jepang). Dibentuk sesuai amanat dari Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, SWF diperkirakan akan beroperasi pada 2021.

3. Proyek Strategis Nasional (PSN)

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang mengatur 201 proyek dan 10 program yang mencakup 23 sektor.

Pemerintah menyatakan 38 proyek senilai Rp464 triliun ditargetkan selesai pada 2021. PSN meliputi proyek seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, kawasan industri, bendungan, air bersih dan sebagainya. Berbagai proyek besar itu dikerjakan oleh perusahaan konstruksi nasional.