Mengenal Istilah Junk Bond (Obligasi Sampah)

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Salah satu risiko terbesar dari obligasi adalah gagal bayar (default). Pada saat risiko ini terjadi, penerbit obligasi tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada investor, baik berupa pembayaran kupon (bunga) serta pengembalian pokok investasi.

Adanya risiko gagal bayar ini membuat para investor instrumen investasi pendapatan tetap ini berhati-hati dalam memilih obligasi yang akan dibeli. Bagaimana cara memilihnya? Salah satu cara mudah untuk menyeleksi obligasi itu adalah dengan cara memperhatikan peringkat obligasi tersebut.

Pada dasarnya, peringkat (rating) adalah suatu penilaian yang dibuat oleh perusahaan pemeringkat dengan standar tertentu untuk menilai kemampuan penerbit obligasi melunasi kewajibannya.

Pada umumnya, peringkat obligasi terdiri dari dua yaitu non-investment grade dan investment grade. Para pelaku pasar biasanya mengartikan investment grade sebagai "layak investasi", sedangkan non-investment grade sebagai junk bond atau obligasi sampah. Berikut ini perbedaannya:

Investment Grade

  • AAA (dikenal juga dengan Aaa)
  • AA+, AA dan AA- (Aa1, Aa2 dan Aa3)
  • A+, A, dan A- (A1, A2 dan A3)
  • BBB+, BBB dan BBB- (Baa1, Baa2 dan Baa3)

Non-investment Grade

  • BB+, BB dan BB- (Ba1, Ba2, dan Ba3)
  • B+, B dan B- (B1, B2 dan B3)
  • CCC+, CCC dan CCC- (Caa1, Caa2, dan Caa3)
  • CC+, CC dan CC- (Ca11, Ca2 dan Ca3)
  • C+, C dan C- (C1, C2 dan C3)
  • D (Default)

Investment grade adalah kategori perusahaan yang dianggap dapat melunasi kewajibannya dengan baik, sedangkan non-investment grade adalah kebalikannya atau meragukan. Dengan demikian, tentu saja ada perbedaan kemampuan perusahaan yang memiliki obligasi peringkat AAA dengan penerbit lainnya yang memiliki peringkat CC.

Obligasi Sampah

Berdasarkan peringkat itu, investor obligasi dapat menyeleksi dari permukaan obligasi mana yang layak dibeli dan mana yang masuk kategori obligasi sampah. Obligasi sampah bukan berarti obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pengelola sampah, tapi obligasi yang memiliki risiko tinggi yaitu gagal bayar.

Sebagai kompensasi risiko tinggi itu, obligasi jenis ini biasanya menawarkan kupon yang tinggi pula kepada investor. Tidak jarang junk bond disebut pula sebagai high-yield bonds (obligasi dengan imbal hasil tinggi).

Kenapa penerbit obligasi menawarkan kupon yang tinggi kepada investor? Kupon tinggi itu ditawarkan sebagai salah satu upaya memikat investor dan sebagai strategi bersaing dengan obligasi lain dengan peringkat lebih tinggi. Jika tidak menawarkan kupon tinggi, investor enggan membeli junk bond tersebut karena risikonya yang sangat tinggi.

Kendati demikian, obligasi jenis junk bond masih relatif jarang ditemui di Indonesia. Sebagian besar obligasi yang ditawarkan kepada investor di Indonesia adalah obligasi dengan peringkat investment grade.

Kendati demikian, berdasarkan pengalaman, ada obligasi di Indonesia yang mengalami penurunan peringkat dari investment grade menjadi non-investment grade. Penurunan peringkat obligasi menjadi non-investment grade tentu saja meningkatkan kewaspadaan investor. Jika terjadi gagal bayar obligasi, investor akan mengalami kerugian.

 

Tags: