Mengintip Kelab Malam Wulan Guritno yang Mau IPO

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Bursa Efek Indonesia akan kedatangan emiten baru pada kuartal II/2021 ini. PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. berencana menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) pada Mei 2021.

Lima Dua Lima Tiga adalah perusahaan yang mengelola klub kelab malam Lucy in The Sky di kawasan bisnis utama Jakarta, SCBD. Perusahaan akan melepas 32,61% saham kepada publik.

Apa itu Lucy in The Sky? Lucy in The Sky adalah salah satu nama kelab malam yang cukup populer di kawasan SCBD. Kelab ini beroperasi sejak 2011. 

Mengutip dari prospektus yang dirilis oleh perusahaan penjamin pelaksana emisi efek, Indo Capital Sekuritas, nama "Lucy" tersebut berawal dari kucing yang biasa berkeliaran di sekitar atap jauh sebelum bar dibangun.

Nama In The Sky ditambahkan karena lokasinya di atap gedung. Menu yang ditawarkan oleh Lucy In The Sky berupa makanan mulai dari iga bakar sampai burger dan minuman mulai dari soft drink sampai soju.

Mengutip dari prospektus tersebut, perusahaan berencana membuka gerai baru di Jakarta antara lain di Little Tokyo Blok M, Pantai Indah Kapuk 2, Sarinah, Senopati. Di samping itu, perusahaan juga berencana membuka gerai di Surabaya, Bandung, dan Bali pada  semester I/2022.

Perusahaan akan menggunakan konsep Rooftop Garden yang sama untuk gerai baru yang terletak di Blok M, Sarinah, Surabaya, dan Bandung. Di samping itu, perusahaan juga berencana membuka gerai baru dengan konsep Lucy by The Beach di PIK 2 dan Bali. 

Lucy in The Sky memiliki sejumlah pesaing yang bergerak di bidang usaha yang mirip. Pesaing Lucy in The Sky di Jakarta, seperti disebutkan dalam prospektus, antara lain Hard Rock Cafe, Bottega Cafe, Social House (SOHO) dan Potato Head.

Salah satu komisaris perusahaan ini adalah selebritis Wulan Guritno atau yang bernama asli Sri Wulandari. Wulan Guritno menjadi Komisaris Indenpenden bersama Felly Imransyah (Komisaris Utama) dan Calvin Lutvi (Komisaris). Wulan Guritno menjadi komisaris perusahaan ini sejak Desember 2020.

Kinerja Keuangan 

Secara kinerja keuangan, perusahaan pengelola Lucy in The Sky ini mengalami penurunan penjualan dalam 10 bulan pertama 2020 menjadi Rp8,4 miliar dibandingkan dengan Rp16,45 miliar pada 10 bulan pertama 2019. 

Kendati demikian, perusahaan mampu membukukan keuntungan Rp116 juta dalam periode Januari-Oktober 2020 dibandingkan dengan rugi Rp178 juta pada periode Januari-Oktober 2019.Dalam prospektus tersebut disebutkan laba itu diperoleh karena adanya pendapatan sponsorship dan event di gerai Lucy in the Sky

Seperti diketahui, 2020 adalah tahun dimana pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai respon terhadap pandemi virus corona. Karena PSBB serta pandemi, banyak orang yang mengurangi aktivitas di luar rumah. Dengan demikian, berbagai kegiatan usaha seperti restoran hingga kelab malam seperti Lucy in The Sky terkena dampak penurunan jumlah pengunjung.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengafirmasi bahwa sektor makanan dan minuman mengalami penurunan sepanjang 2020. Kendati demikian, berbagai pihak memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pemulihan pada 2021.

Penggunaan Uang IPO

Uang hasil IPO Lucy in The Sky itu akan digunakan untuk berbagai hal di antaranya:

1. Sebesar 91,8 persen digunakan untuk modal kerja di antaranya pembayaran sewa gerai di SCBD, embayaran sewa selama setahun, pembayaran gaji karyawan, proses rekrutmen, pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai, dan biaya-biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk 7 gerai

2. Sebesar 8,2 persen digunakan untuk membayar pihak ketiga dalam rangka renovasi gerai SBCD

Jadwal IPO

Berikut ini jadwal IPO perusahaan pengelola Lucy in The Sky ini:

• Masa Penawaran Awal : 13 April 2021 – 19 April 2021
• Perkiraan Tanggal Efektif : 27 April 2021 
• Perkiraan Masa Penawaran Umum : 29 April 2021 - Pasar Reguler & Negosiasi : 1 Mei 2024
• Perkiraan Tanggal Penjatahan : 3 Mei 2021 - Pasar Tunai : 3 Mei 2024
• Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund): 4 Mei 2021 • Perkiraan Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 8 November 2021
• Perkiraan Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I Secara Elektronik: 5 Mei 2021
• Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I pada Bursa Efek Indonesia: 5 Mei 2021 

Tags: