Profil Elon Musk, Bos Tesla di Balik Panas Dingin Pasar Kripto

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Nama Elon Musk makin santer dibicarakan dalam setahun belakangan. Bukan, bukan terkait dengan mobil listrik yang diproduksi oleh Tesla, perusahaan miliknya. Tapi karena pengaruhnya dalam dinamika harga kripto, khususnya Bitcoin dan Dogecoin. 

Apapun cuitan Elon Musk terkait kripto pasti punya dampak terhadap pergerakan harganya. Teranyar pada 13 Mei 2021 saat Elon Musik ngetweet tentang kekhawatirannya terhadap dampak negatif dari aktivitas transaksi dan penambahan Bitcoin dengan bahan bakar fosil. 

Satu cuitan itu saja langsung bikin harga Bitcoin anjlok. Juga merembet ke kripto lainnya. CNBC International menyebutkan kurang dari 3 jam dari cuitan pertama Elon Musk, kapitalisasi pasar aset kripto secara menyeluruh susut US$365 miliar.

Bahkan sampai pekan ketiga Mei 2021 ini, harga kripto masih terus mengalami gelombang koreksi. 

Begitulah Elon Musk, dulu melambungkan harga Bitcoin, kini malah menjatuhkannya. Lantas siapa sih Elon Musk ini? Bagaimana profil Elon Musk? Big Alpha merangkumnya untuk kamu. 

1. Lahir dari Keluarga Konglomerat

Elon Reeve Musk lahir di Pretoria, Afrika Selatan pada 1971 silam. Anak sulung dari tiga bersaudara ini lahir di keluarga berada. Ayahnya, Errol Musk disebut sebagai konglomerat di Afrika Selatan yang memiliki banyak bisnis. Sementara ibunya, Maye Musk, adalah seorang model dan ahli gizi asal Kanada. 

Meski lahir di keluarga kaya, hidup Elon Musk tidak lantas mudah. Kedua orang tuanya bercerai dan membuatnya harus terpisah dari ibunya di saat kecil. Elon Musk ikut ayahnya sampai usia 17 tahun sebelum akhirnya pindah ke Kanada untuk menyusul sang ibu. 

Di Kanada, hidup Elon Musk layaknya anak muda pada umumnya. Ia bekerja serabutan dengan menjadi tukang bersih-bersih, memotong kayu, sampai berjualan komponen komputer. Hingga pada 1990, Elon Musk akhirnya kuliah di Queen's University di Ontario, Kanada. 

Berselang dua tahun, Elon Musk pindah ke Universitas Pennsylvania di Amerika Serikat dan lulus sebagai sarjana ekonomi pada 1997. Musk sempat mengenyam pendidikan doktoral di Universitas Stanford. Namun itu hanya bertahan dua hari. Elon Musk justru lebih memilih berbisnis sampai sekarang. 

2. Jenius Sejak Kecil

Dalam sebuah wawancara, Maye sang ibu, mengaku sudah melihat bibit jenius pada diri Elon Musk kecil. Kejeniusan Elon Musk bahkan sudah terbaca sejak usia tiga tahun. 

Musk sudah membuat software game komputer di usia 12 tahun. Game bertema luar angkasa bernama 'Blastar' itu sempat dijual ke sebuah majalah dan laku US$500 saat itu.  Elon Musk disebut semakin akrab dengan teknologi komputer mulai umur 10 tahun, saat dirinya memiliki komputer pertamanya. 

3. Mendirikan Banyak Perusahaan Teknologi

Tercatat ada banyak perusahaan besar skala global yang didirikan oleh Elon Musk. Di antaranya adalah Tesla Inc, SpaceX, Boring Company, X.com yang kemudian ganti nama jadi PayPal, Neuralink, OpenAI, dan Zip2. 

Perusahaan pertama yang didirikan Elon Musk adalah Zip2, sebuah startup software untuk perusahaan konten online. Setahun sebelum Zip2 diakuisisi oleh AltaVista pada 1999, Elon Musk mendirikan perusahaan baru bernama X.com. Perusahaan ini menyediakan layanan keuangan online. 

Tahun 1999, X.com diakuisi oleh Confinity, perusahaan yang menyediakan sistem transfer uang antar-perangkat mobile, Palm Pilot. Setelah diakuisi, X.com bertransformasi jadi PayPal. Tahun 2002, PayPal diakuisi oleh eBay. 

Tahun 2002, Elon Musk mendirikan SpaceX (Space Exploration Technologies). Perusahaan ini berorientasi untuk mengembangkan roket dan wahana antariksa dan misi-misi ke luar angkasa. 

Yang paling menonjol tentu saja Tesla Inc. Untuk mewujudkan kecintaannya pada lingkungan, Elon Musk mendirikan Tesla sebagai produsen mobil listrik. Pada 2020 lalu salah satu keluaran Teslan, yakni Tesla Model 3, mendapat predikat mobil listrik terlaris dunia dengan penjualan lebih dari setengah juta unit. 

4. Orang Terkaya Ketujuh Dunia

Elon Musk berada di peringkat ketujuh dalam daftar orang terkaya dunia versi Majalah Forbes pada 2021. Per Februari 2021, kekayaan Elon Musk tercatat US$177,2 miliar atau sekitar Rp2.478 triliun. 

5. Punya Pengaruh Kuat di Twitter

Seperti yang sempat dibahas di atas, Elon Musk punya pengaruh kuat di media sosial Twitter. Apapun cuitannya, pasti berdampak terhadap harga saham atau pasar kripto yang sedang dibahasnya. 

Elon Musk dikenal hobi "pom-pom" saham tertentu ataupun kripto tertentu. Untuk saham misalnya, Elon Musk pernah ngetweet tentang GameStonk, yang diyakini warganet merujuk pada GameStop. Akibatnya, saham GameStop (GME) langsung melejit.

Elon Musk juga gemar nge-pompom Dogecoin, salah satu  kripto. Ia mengklaim bicara dengan pengembang Dogecoin, kemudian menerima Dogecoin untuk meluncurkan satelit doge-1 ke bulan, dan pernah juga membuat polling untuk kerek harga Dogecoin. 

Elon Musk juga pernah menjadi sosok di balik melambungnya harga Bitcoin sekaligus menjatuhkannya. Pada Maret 2021 Elon Musk menyebutkan bahwa Tesla menerima BTC sebagai pembayaran. Tapi pada Mei 2021 dia mencuit lagi bahwa Tesla tak lagi menerima BTC sebagai pembayaran.  Akibat cuitan Elon Musk, harga Bitcoin jatuh dari level US$60.000-an menjadi US$30.000-an pada pekan ketiga Mei 2021 ini.

Pada Mei 2021, Elon Musk juga mencuit bahwa dirinya mendukung uang kripto ketimbang uang fiat. Pada saat ini memang banyak kalangan yang membayangkan bahwa kripto akan menggantikan uang fiat di masa depan. Apakah harapan itu bisa terealisasi? Simak ulasan kami dalam artikel berikut ini: Sanggupkah Uang Kripto Menggantikan Uang Fiat?
 

Tags: