Rencana Produksi Vaksin, Dua Saham Ini "Terbang"

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Harga dua saham BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF) melesat pada sesi I perdagangan, Selasa, 21 Juli 2020 hingga mendekati batas kenaikan tertinggi saham (auto reject atas/ARA).

Saham KAEF melesat 24,36% dan INAF melesat 24,9% di tengah rencana holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero), memproduksi vaksin pada awal 2021. Rencananya, Kimia Farma dan Indofarma akan menjadi penyalur atau distributor vaksin tersebut.

Pergerakan harga tersebut melanjutkan peningkatan di hari sebelumnya dimana saham KAEF naik 7,42% dan INAF naik 7,59% pada Senin, 20 Juli 2020.

Pada Selasa, 21 Juli 2020, Presiden Joko Widodo bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan dan para direksi Bio Farma juga menggelar rapat tertutup membahas mengenai vaksin tersebut di Istana Kepresidenan.

Seperti diketahui, Bio Farma menyatakan menyatakan kesanggupannya memproduksi massal vaksin Corona pada Januari-Maret 2021 dimana perusahaan tersebut bekerjasama dengan perusahaan asal China, Sinovac Biotech Ltd.

Sebagai bagian dari rencana produksi vaksin tersebut, uji klinis tahap III akan dilakukan hingga akhir tahun dimana ribuan sampel akan diikutsertakan untuk memastikan keamanan dan efektifitas vaksin tersebut menangkal virus corona.

Saham KAEF dan INAF

Seperti diketahui, holding BUMN farmasi dinyatakan resmi terbentuk oleh Kementerian BUMN pada Februari 2021. Dalam holding ini, Bio Farma menjadi induk perusahaan sedangkan Kimia Farma, Indofarma dan Phapros (PEHA) menjadi anggota holding tersebut.

Pergerakan saham KAEF dan INAF tidak jarang "dipicu" oleh berita-berita mengenai rencana pengembangan vaksin di Indonesia sebagai bagian dari upaya menanggulangi penyebaran virus corona.

Sebagai pengingat, saham KAEF dan INAF juga pernah bergerak fluktuatif pada Maret-April 2020 atau bulan-bulan awal penyebaran virus corona di Indonesia. Setelah anjlok pada pertengahan Maret 2020, saham KAEF melesat pada April 2020.

Hingga tulisan ini dirilis, saham KAEF telah melesat sebesar 50% dan INAF 51% dalam sebulan terakhir. Apabila dicermati, kedua saham ini cenderung bergerak ke arah yang sama. 

Urgensi Vaksin

Pada saat ini, banyak negara termasuk Indonesia membutuhkan vaksin untuk memerangi penyebaran virus corona yang kian masif. Vaksin diyakini dapat mengatasi masalah penyebaran virus yang mematikan ini.

Jumlah kasus virus corona di Indonesia kini telah melampaui kasus di China, negara dimana kasus virus corona ini diyakini pertama kali ditemukan. Berdasarkan data Worldmeter.info, jumlah kasus positif corona di Indonesia mencapai lebih dari 80.000 orang dan lebih dari 4.000 orang di antaranya tewas sampai saat ini.

Selain mengakibatkan krisis kesehatan, penyebaran virus corona ini mengakibatkan krisis ekonomi di banyak negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis kuartal I/2020 dan diperkirakan kembali turun pada kuartal II/2020.