Top Gainers Sepekan, PP Properti (PPRO) Bangkit?

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Tidak banyak saham BUMN atau anak BUMN yang terkapar di level Rp50. Tapi, nasib PPRO (PT PP Properti) berbeda.

Hampir delapan bulan lamanya, PPRO lebih banyak tertidur di level Rp50, level paling bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia. "Saham gocap" sering diasosiasikan dengan stigma negatif: perusahaan jelek, saham tak prospektif dan sebagainya.

Saham gocap terkadang dilirik untuk jual beli jangka pendek, bukan investasi jangka panjang. Saham gocap bisa naik belasan atau puluhan persen dalam waktu singkat kemudian dilirik untuk trading, namun setelah itu bisa kembali lagi ke level Rp50.

Setelah lama tertidur, saham PPRO kembali menggeliat pada pekan ketiga (16-20) November 2020. Sepekan, PPRO terbang 34% dari Rp50 pada Senin, 16 November 2020 ke Rp67 pada 20 November 2020. PPRO menjadi top gainers sepekan mengalahkan saham-saham lain.

Rp67 adalah harga yang hampir sama dengan harga akhir 2019 yaitu Rp68. Rp67 pada adalah harga pasar PPRO tertinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sepanjang Februari-20 November 2020.

Apakah ini pertanda kebangkitan PPRO?

Belum dapat dipastikan. Yang pasti, kinerja fundamental PPRO tidak menggembirakan pada paruh pertama 2020 karena imbas pandemi. 

Laba bersih PPRO:

  • Kuartal I/2020: anjlok 50% dibandingkan kuartal I/2019
  • Kuartal II/2020: anjok 67% dibandingkan kuartal II/2019
  • Kuartal III/2020: laporan keuangan belum dipublikasikan

Penurunan kinerja ini seiring dengan penurunan kinerja induk usahanya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP). Laba bersih PTPP bahkan turun lebih dari 90% pada kuartal III/2020.

Dalam penjelasan yang diunggah di situs BEI, manajemen PPRO memperkirakan pendapatan akan turun kurang dari 25% dan laba bersih turun sebesar 25%-50% pada 2020 karena dampak pandemi. Salah satu strategi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usaha adalah efisiensi biaya usaha dan biaya operasional.

Sebagai pengingat, IPO PPRO pernah fenomenal pada masanya. Setelah IPO dengan harga Rp185 pada 2015, peningkatan harga PPRO sangat fantastis hingga menembus level Rp1.300-Rp1.400 per lembar. 

Namun, beberapa tahun kemudian, harga PPRO terus mengalami koreksi. Pengalaman saham PPRO menunjukkan: saham anak BUMN tidak menjadi jaminan dapat terus berada di level di atas harga IPO.