Ada Pendatang Baru! Ini Daftar Terbaru Unicorn di Indonesia 2021

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Ekonomi digital di Tanah Air berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Jumlah penduduk yang besar, pengguna internet yang terus tumbuh, dan nilai investasi besar-besaran yang dilakukan sejumlah perusahaan rintisan (startup), membuat Indonesia menjadi rumah yang nyaman bagi para unicorn. Unicorn sendiri adalah gelar yang dicapai sebuah startup apabila memiliki valuasi tembus US$1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. 

Pada saat ini, menurut data yang dihimpun Bain & Company's Southeast Asia Private Equity Practice, tercatat ada 12 unicorn di Asia Tenggara per Desember 2020 yaitu Bigo, Gojek, Grab, Bukalapak, Lazada, Razer, OVO, Sea Group, Traveloka, Tokopedia, VNG, dan VNPay. 

Mengacu daftar tersebut, 5 dari 12 unicorn di atas berasal dari Indonesia per akhir 2020. Pada 2021, ada satu lagi startup asal Indonesia yang menyusul masuk dalam daftar unicorn yaitu J&T Express, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang logistik.

Banyaknya jumlah perusahaan rintisan berstatus unicorn menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pasar dan iklim usaha yang prospektif bagi industri digital. Wajar saja, potensi ekonomi digital di Indonesia diprediksi mencapai US$44 miliar pada 2020 dan diyakini terus tumbuh hingga US$124 miliar USD pada 2025 nanti. Nilai yang besar bukan?

Tentu saja, untuk mencapai valuasi sebesar lebih dari US$1 miliar juga bukan perkara gampang. Perusahaan rintisan perlu menggenjot nilai transaksi dari penggunanya, meningkatkan teknologi produk, menambah terus pengguna aplikasi, hingga memberikan berbagai inovasi untuk bersaing dengan kompetitor. 

Lantas apa saja Unicorn di Indonesia? Kita bahas satu per satu yuk!

 1. Gojek 

Gojek adalah salah satu perusahaan yang fenomenal di Indonesia. Salah satu layanan awal perusahaan ini adalah penyediaan transportasi ojek online bagi masyarakat di kota-kota besar Indonesia dengan nama Goride. 

Layanan lain dari Gojek pada masa awal beroperasinya adalah menyediakan layanan antar barang (Gosend) dan layanan belanja (Gomart). Seiring perkembangan perusahaan dan pasar, Gojek berubah menjadi super-app dengan lebih dari 20 layanan, termasuk layanan pesan antar makanan bernama Gofood. 

Valuasi perusahaan ini diperkirakan mencapai lebih dari US$10 miliar. Selain mendapatkan gelar unicorn, perusahaan ini juga dapat dikategorikan decacorn karena valuasi yang mencapai lebih dari US$10 miliar tersebut.

Universitas Indonesia pernah merilis risetnya pada 2018 yang menyebutkan bahwa Gojek memberikan dampak ekonomi sebesar Rp44,2 triliun bagi ekonomi nasional. Selain itu, Gojek dianggap punya peran penting dalam mendukung iklim UMKM.

Dikutip dari situs resminya, Gojek telah menggandeng lebih dari 2 juta pengemudi online, 500 ribu merchant makanan, dan lebih dari 170 juta unduhan aplikasi oleh pengguna. 

2. Tokopedia

Unicorn terbesar kedua di Indonesia adalah Tokopedia yang diperkirakan memiliki valuasi US$8 miliar- US$10 miliar pada awal 2021 atau setara dengan Rp112 triliun (kurs Rp14.100). Tokopedia merupakan perusahaan marketplace atau pihak yang menghubungkan antara penjual dan pembeli, atau yang akrab kita sebut e-commerce. 

Mengutip situs resmi Tokopedia, ada 6,4 juta masyarakat Indonesia yang memulai dan mengembangkan bisnis lewat Tokopedia pada 2019. Terdapat 90 juta pengguna aktif Tokopedia dalam setiap bulannya dan lebih dari 5 juta penjual. Tokopedia juga disebut punya peran penting dalam mendukung iklim UMKM, karena 94 persen penjual di Tokopedia adalah pelaku usaha skala ultra mikro. 

Pada awal April 2021, Gojek dan Tokopedia dikabarkan akan melakukan penggabungan usaha dengan nama GoTo. Berbagai pihak memperkirakan valuasi kedua perusahaan setelah penggabungan mencapai lebih dari Rp500 triliun. 

Berbagai pihak berspekulasi bahwa perusahaan hasil penggabungan itu akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di bursa. Benarkah? Sebagai investor saham, bagaimana menyikapi rencana IPO itu? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini: Tokopedia dan Antisipasi Euforia Saham Startup

3. Traveloka

Traveloka dikenal sebagai perusahaan yang memiliki layanan pemesanan tiket transportasi, pemesanan hotel, hingga penyewaan kendaraan. Perusahaan teknologi dengan layanan pemesanan jasa transportasi ini diperkirakan memiliki valuasi lebih dari US$3 miliar pada akhir 2020.

Seiring berjalannya waktu, lini bisnis Traveloka juga merambah ke layanan gaya hidup, direktori kuliner, hingga jasa keuangan. Khusus jasa keuangan, Traveloka menawarkan solusi pembayaran dan asuransi. Aplikasi traveloka sendiri telah diunduh lebih dari 60 juta kali oleh pengguna. 

4. OVO

OVO dikenal sebagai perusahaan yang memiliki layanan dompet digital. Pada saat ini, aplikasi OVO dapat digunakan untuk keperluan pembayaran sampai investasi.

Valuasi OVO diperkirakan mencapai US$2,9 miliar pada 2020. Dibentuk oleh salah satu grup bisnis besar di Indonesia yaitu Lippo Group, OVO diluncurkan pada 2017.

Seiring berkembangnya bisnis perusahaan, OVO yang dikenal dengan warna khas ungu itu kemudian digandeng oleh Tokopedia sebagai platform pembayaran digital di marketplace tersebut. Kerjasama itu meningkatkan jumlah pengguna di kedua belah pihak.

5. Bukalapak

Bukalapak merupakan perusahaan teknologi yang memiliki bisnis utama yang hampir sama dengan Tokopedia yaitu marketplace. Pada 2020, valuasi Bukalapak diperkirakan mencapai US$2,5 miliar-US$3 miliar.

Didirikan pada 2010, Bukalapak telah melayani lebih dari 6 juta pelapak, 5 juta mitra Bukalapak, dan 90 juta pengguna aktif.  Status Unicorn sendiri mulai disandang Bukalapak per 2017 lalu. Dengan mitra yang cukup banyak, Bukalapak juga dianggap punya peran penting dalam mendukung iklim UMKM nasional.

6. J&T Express

Perusahaan terbaru yang mendapatkan status unicorn adalah J&T Express. Perusahaan yang didirikan oleh mantan eksekutif Oppo yaitu Jet Lee dan Tony Chen itu bergerak di bidang ekspedisi dan logistik. 

Masuknya J&T Express dalam jajaran unicorn di Tanah Air dirilis oleh firma riset CBInsight yang menyebutkan valuasi perusahaan ini sebesar US$7,8 miliar setara dengan Rp 113,5 triliun per April 2021.

Didirikan pada 2015, J&T Express yang bermarkas di Indonesia kini telah memiliki perluasan wilayah kerja ke sejumlah negara lain di Asia, dari Vietnam sampai China. Di Indonesia, perusahaan ini menjadi mitra pengiriman logistik sejumlah e-commerce seperti Bukalapak, Shopee hingga Tokopedia.

Masa pandemi yang mengerek penggunaan e-commerce turut meningkatkan permintaan terhadap jasa pengiriman barang yang dikelola oleh J&T Express. Pertama kali datang ke Indonesia pada 2015, layanan J&T Express kini merambah seluruh Indonesia.

Tags: