Ambisi Cimory Lanjutkan Kisah Sukses Hingga Ke Lantai Bursa

Date:

Nama produk minuman susu Cimory boleh jadi sudah sangat populer di kalangan masyarakat. Meskipun demikian, mungkin sekali tidak banyak yang tahu bahwa nama Cimory merupakan singkatan dari nama perusahaannya, yakni PT Cisarua Mountain Dairy Tbk.

Kini, Cimory sudah dalam proses untuk menawarkan sahamnya secara perdana kepada investor publik atau initial public offering (IPO). Seiring dengan itu, masyarakat tentu bakal makin lebih mengenal perusahaan ini di masa mendatang.

Cisarua Mountain Dairy akan mendapatkan kode saham CMRY dan menambah daftar panjang emiten di sektor consumer non-cyclicals atau fast moving consumer goods (FMCG) yang sudah lebih dahulu ada di pasar.

Pesaing terdekatnya yang sama-sama merupakan produsen susu dan sudah lebih dahulu listing di Bursa Efek Indonesia yakni PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) yang juga sudah populer dengan produk susu UHT atau ultra high temperature.

Setelah IPO, jelas Cimory bakal lebih sering membuka diri, setidaknya memaparkan capaian kinerja keuangannya dan rencana kerjanya di masa mendatang. Dengan demikian, kita tidak lagi hanya bisa sekadar menikmati produk susunya, tetapi juga hitung-hitungan peluang investasi di perusahaannya.

Masa penawaran awal atau bookbuilding saham Cimory telah dimulai pada Rabu, 10 November 2021 dan akan berlangsung sepekan hingga 17 November 2021. Perseroan menawarkan saham baru sebanyak 1,19 miliar saham yang akan setara dengan 15% dari total saham beredarnya setelah IPO.

Tiap saham memiliki nilai nominal Rp10 dan akan ditawarkan dengan harga antara Rp2.780 hingga Rp3.160. Dengan demikian, total dana yang bakal dikantongi Cimory dari aksi ini mencapai Rp3,3 triliun hingga Rp3,76 triliun. Ini target nilai IPO yang cukup besar.

Untuk mendukung capaian sebesar itu, Cimory mengandalkan CLSA Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

Sepak Terjang Cimory

Usia Cimory sejatinya masih relatif muda, yakni 17 tahun sejak didirikan pada 2004 lalu. Namun, jejak bisnisnya sudah dirintis bahkan sejak 1993. Kala itu, PT Macroprima Panganutama berdiri sebagai perusahaan pertama yang menjadi bagian dari Grup Cimory.

Perusahaan tersebut fokus pada bisnis pengolahan daging. Pada 1999, Macroprima memperkenalkan produk Kanzler sebagai merek daging olahan pertama mereka. Produknya mencakup sosis dan nugget, terutama sapi dan ayam. Hingga kini lini bisnis ini tetap dipertahankan Cimory di luar produk susu.

Barulah pada 2004 Cimory berdiri untuk mendukung petani di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, sebagai pabrik pengolahan susu. Cimory menjalin kemitraan dengan koperasi susu di sekitar kecamatan Cisarua. Seiring berjalannya waktu, bisnis Cimory pun berkembang.

Pada 2006, Cimory mulai memproduksi susu pasteurisasi dan mengembangkan produk susu lainnya. Pada tahun yang sama, perseroan juga mendirikan Java Egg Specialties (JESS), yakni pabrik telur cair pertama di Indonesia. Belakangan, JESS memperkenalkan mayones dengan merek Euro Gourmet.

Barulah pada 2007 perseroan mulai memproduksi Cimory Yogurt yang kini menjadi produknya yang paling dikenal. Selanjutnya, perseroan secara bertahap mengembangkan kapasitasnya melalui perluasan dan pendirian pabrik baru.

Pada 2011, perseroan memperluas fasilitas produksi untuk pengolahan susu di pabrik baru di Sentul. Pada 2017, perseroan mendirikan divisi ekspor dan mulai memasarkan produknya ke China dan Vietnam. Selain itu, perseroan juga memperkenalkan merek sosis yang lebih terjangkau, yakni Juragan.

Pada tahun ini, perseroan pun melakukan perluasan pabrik dan mendirikan pabrik baru di Semarang dan Pasuruan. Cimory pun bermitra dengan lebih dari 6.000 peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada Mei 2021, perseroan juga membuka Cimory Dairyland Puncak, Jawa Barat.

Kini, Grup Cimory sudah dikenal sebagai produsen produk makanan dan minuman kemasan berbasis protein dengan pangsa pasar yang tinggi di yogurt dan sosis premium. Produk perseroan kini dijual melalui berbagai channel, termasuk modern and traditional retailers, food service dan tim direct selling.

Grup ini berbasis di Jakarta dengan fasilitas manufaktur di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dengan visi untuk meningkatkan asupan protein orang Indonesia dari susu dan daging, Cimory berfokus pada produk-produk berkualitas tinggi, bergizi, dan bernilai tambah.

Kini, perseroan memiliki enam fasilitas produksi. Sebanyak tiga fasilitas produksi didedikasikan untuk produk sus premium, yakni di Sentul, Semarang, dan Pasuruan. Sementara itu, tiga fasilitas produksi lainnya untuk makanan konsumsi premium, yakni satu di Cikupa dan dua di Semarang.

Dalam paparan publik yang dilakukan perseroan dalam rangka IPO ini, manajemen Cimory mengatakan bahwa langkah IPO ini ditempuh guna membawa Cimory melangkah menuju tahap baru pengembangan bisnisnya.

Perseroan membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi, baik dari sisi modal kerja maupun investasi pengembangan pabrik, gudang, dan distribusi. Manajemen perseroan optimistis Cimory bakal menjadi perusahaan yang sukses di pasar modal, terbukti dari rekam jejak kinerjanya selama ini yang tumbuh tinggi, rata-rata 25% per tahun.

Jika berkaca pada laporan keuangannya, klaim dari manajemen Cimory ini tampaknya tidak mengada-ada. Perseroan memang terbukti mampu mencetak pertumbuhan kinerja yang tinggi dari tahun ke tahun, bahkan mencapai ratusan persen tahun ini.

Berikut ini perkembangan pendapatan dan laba Cimory dalam beberapa tahun belakangan ini:

Dari data tersebut, terlihat bahwa nilai pendapatan dan laba Cimory terus meningkat dari tahun ke tahun, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi pandemi pun tidak mempengaruhi peningkatan penjualan dan labanya, justru tampaknya berefek positif.

Jika dihitung, pendapatan perseroan pada paruh pertama tahun ini melesat 115% year-on-year (YoY), sedangkan laba bruto melonjak 182% YoY. Sementara itu, laba bersihnya meroket hingga 799% YoY. Alhasil, margin laba bersih atau net profit margin (NPM) Cimory pun naik drastis dari 5,5% menjadi 23%.

Ini jelas adalah peningkatan yang sangat luar biasa. Tren pertumbuhan ini terlihat merupakan kelanjutan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan 2019 naik 28% YoY, lalu naik lagi 34% selama pandemi 2020.

Laba bruto juga meningkat 23% pada 2019 dan 47% pada 2020, sedangkan laba bersih melesat 29% pada 2019 dan 64% pada 2020. Dengan tingkat pertumbuhan positif yang tinggi dan konsisten seperti ini tentu saja menjadikan Cimory terlihat sebagai salah satu calon emiten pilihan yang menjanjikan.

Kenaikan kinerja yang terjadi umumnya tidak terlepas dari faktor inovasi produk yang dilakukan perseroan. Pada 2019, perseroan memperkenalkan produk baru Kanzler Singles, yakni sosis siap saji dengan kemasan yang memungkinkan sosis mudah dikonsumsi. Produk ini sukses di pasar.

Selanjutnya, pada 2020 lalu, perseroan memperkenalkan produk yogurt pouch pertama di Indonesia dan disambut luar biasa oleh pasar sekaligus memperkuat posisi perseroan sebagai pemimpin di pasar yogurt.

Selain itu, lonjakan kinerja selama masa pandemi juga tidak terlepas dari faktor anjuran pemerintah untuk meningkatkan gaya hidup sehat yang berimplikasi pada meningkatnya konsumsi produk-produk perseroan.

 

Rencana Besar Pasca-IPO

Dengan suntikan modal jumbo yang bakal diterima Cimory dari aksi IPO kali ini, tentu saja kapasitas bisnisnya bakal makin besar. Seiring dengan itu, potensi perseroan untuk menghasilkan pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi pun makin besar.

Jika berjalan lancar, proses IPO perseroan akan rampung dengan pencatatan perdana saham perseroan di pasar modal pada 6 Desember 2021 mendatang. Perseroan akan menggunakan dana yang diterimanya untuk sejumlah keperluan.

Perinciannya, sekitar 33% akan digunakan untuk belanja modal peningkatan kapasitas produksi berupa properti, pabrik, dan peralatan. Sekitar 25% lainnya akan digunakan sebagai penyetoran modal ke entitas anak Macroprima Panganutama (MP), yang juga akan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi dan modal kerja operasional.

Selanjutnya, 20% akan digunakan untuk penyetoran modal pada entitas anak Macrosentra Niagaboga (MN) guna pengembangan pusat distribusi, terutama di Jawa Barat, berupa akuisisi tanah, bangunan, peralatan penunjang, dan modal kerja.

Sementara itu, 15% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal terkait ekspansi saluran distribusi, sedangkan 7% sisanya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional sehari-hari.

Manajemen Cimory mengungkapkan bahwa dengan langkah IPO ini, berseroan berniat memperluas pasar ekspor ke Vietnam dan Malaysia. Perseroan menilai Indonesia berpotensi menjadi basis produksi bagi produk olahan susu untuk Asia Tenggara.

Cimory pun sudah memiliki sejumlah daftar produk inovatif yang siap diperkenalkan ke pasar usai IPO. Inovasi dan diferensiasi produk selama ini telah menjadi salah satu strategi jitu perseroan dalam mengangkat penjualan dalam beberapa tahun terakhir di tengah-tengah persaingan harga yang ketat di industri.

Di sisi lain, pemulihan pasar dan kemampuan konsumsi masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi juga berpotensi makin mengerek kinerja perseroan tahun depan. Langkah IPO pada akhir tahun ini tidak lain menjadi strategi perseroan untuk mengantisipasi momentum pemulihan tersebut.

Sementara itu, perseroan juga bergerak di industri yang relatif tidak mudah untuk dimasuki oleh pesaing baru. Hal ini menjadikan perseroan berpotensi untuk dapat mempertahankan posisinya di puncak dalam jangka waktu yang panjang.

Industri yang digeluti perseroan mempersyaratkan adanya dukungan logistik cold chain dan jaringan pergudangan terintegrasi. Hal ini membutuhkan investasi besar dan pengalaman yang cukup.

Per Juni 2021, jaringan distribusi rantai dingin perseroan terdiri atas 120 truk pendingin, satu pusat distribusi di Sentul, serta delapan cabang di Jawa dan Bali sebagai titik-titik distribusi. Pusat distribusi di Sentul milik perseroan melayani sekitar 80 distributor dan 115 pusat agen Miss Cimory (MCM).

Perseroan menjual produknya melalui lima jalur distribusi, yakni perdagangan modern, perdagangan umum, Miss Cimory atau agen wanita perserorangan, industri jasa boga, dan ekspor. Baru-baru ini, perseroan juga mulai mengembangkan jalur distribusi online.

Di jalur perdagangan modern, perseroan hadir di sekitar 18.000 gerai Indomaret dan 15.000 gerai Alfamart, sedangkan di perdagangan umum mencakup sekitar 50.000 gerai melalui 80 distributor.

Miss Cimory mendistribusikan produk Cimory dari pintu ke pintu yang saat ini mencapai 2.700 wanita dengan jangkauan sekitar 200.000 rumah tangga tiap pekan. Dengan kekuatan distribusi ini, perseroan siap menantang pesaingnya.

Sementara itu, terkait komitmen terhadap pemegang saham, perseroan mengungkapkan bahwa akan membagikan dividen kepada pemegang saham minimal 30% dari laba bersih tiap tahun, dimulai pada 2022. Hanya saja, potensi bagi kurang likuidnya saham perseroan di pasar tetap terbuka.

Dengan pencapaiannya yang mengesankan selama ini, posisinya yang kuat di pasar, tujuan penggunaan dana yang berfokus pada ekspansi ketimbang pelunasan utang, hingga komitmen dividen yang cukup besar, tampaknya menjadikan CMRY salah satu saham yang cukup menarik untuk menjadi sasaran investasi.