Biografi Rusdi Kirana, dari Calo Tiket Jadi Bos Lion Air Group

Date:

Nama Rusdi Kirana kembali santer diperbincangkan. Sosok yang baru mengakhiri jabatannya sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia pada 2020 ini disebut-sebut punya kontribusi dalam pendirian maskapai penerbangan baru, Super Air Jet. 

Nampaknya bagi seorang Rusdi Kirana, Lion Air Group yang sudah menjadi raksasa maskapai di Tanah Air belum cukup. Sosok yang sempat menjadi wakil ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memang banyak mengundang perhatian. 

Di bawah kendalinya, Lion Air sempat menekan kontrak pembelian Airbus dan Boeing. Nilainya pun tak kecil. Sosok yang sempat masuk jajaran 50 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes ini juga yang paling lantang bersuara saat maskapai nasional sempat dilarang terbang ke Eropa. 

Lantas seperti apa biografi Rusdi Kirana? Apa pelajaran hidup yang bisa kita petik dari sosoknya? Big Alpha merangkumnya untuk kamu. 

1. Lahir dari keluarga pedagang

Rusdi Kirana lahir di tengah keluarga pedagang pada 17 Agustus 1963 silam. Didikan orang tuanya membuat Rusdi yang tumbuh di Cirebon ini menjadi seseorang yang hemat dan pekerja keras. 

Jiwa berbisnis seorang Rusdi Kirana sudah terasah sejak muda. Saat menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta, Rusdi menjajal peruntungan sebagai calo tiket pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. 

2. Mendirikan biro penjualan tiket 'Lion Tour'

Pada 1990, Rusdi dan sang kakak, Kusnan Kirana, membuka biro penjualan tiket bernama Lion Tour. Barangkali inilah cikal bakal Lion Air Group yang kini sudah menjadi raksasa penerbangan nasional. 

3. Lion Air didirikan

Usaha penjualan tiket pesawat yang dijalankan Rusdi Kirana pun terus berkembang. Pada tahun 2000 dengan modal US$10 juta, Rusdi mendirikan maskapai penerbangan Lion Air yang melayani penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier). Tagline maskapai pun langsung populer: We Make People Fly. 

Di awal pendiriannya, Lion Air hanya beroperasi dengan dua pesawat tipe Boeing 737-200 dengan rute Jakarta-Pontianak. Namun 20 tahun beroperasi, maskapai ini bertransformasi menjadi salah satu penguasa industri penerbangan nasional. 

Lion Air tetap fokus pada rute-rute domestik termasuk penerbangan perintis ke sejumlah kepulauan Nusantara, juga rute internasional. 

4. Bikin heboh karena memborong pesawat

Ekspansi bisnis Lion Air Group secara besar-besaran sempat menarik perhatian dunia. Pada 2011 lalu, Rusdi Kirana membawa Lion Air menyepakati pembelian 230 pesawat komersial Boeing senilai US$22,4 miliar. Penandatanganan kesepakatan antara Lion Air dan Boeing bahkan disaksikan langsung oleh Presiden AS saat itu, Barack Obama. 

Belum cukup, Lion Air lantas menggandeng saingan Boeing yakni Airbus. Pada 2013, Rusdi Kirana menyepakati pemesanan 234 pesawat Airbus A320 yang harganya US$100 juta per unit. 

Rusdi Kirana bahkan terbang langsung ke Prancis untuk meneken kontrak yang disaksikan Presiden Prancis saat itu, Francois Hollande. 

5. Sempat masuk politik lewat PKB

Meski profilnya sebagai pengusaha sangat kuat, Rusdi Kirana juga sempat mencicipi panggung politik. Rusdi Kirana bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2014 sebagai Wakil Ketua Umum. Saat itu, ia memutuskan meninggalkan posisinya sebagai Dirut Lion Air. 

Nama Rusdi Kirana juga sempat santer dikabarkan akan masuk kabinet pemerintahan di bawah Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla pada 2014. Namun prediksi ini meleset. Rusdi tetap masuk pemerintahan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2015. Sejak itu, Rusdi mundur dari posisinya sebagai Waketum PKB. 

Rusdi secara resmi mundur sepenuhnya dari PKB pada 2019. 

6. Jadi Dubes RI untuk Malaysia

Lika-liku karir seorang bos Lion Air ini terus berlanjut. Pada 2017, ia ditunjuk Presiden Jokowi untuk menjabat Dubes RI untuk Malaysia. Karenanya, Rusdi melepas jabatan sebagai wantimpres. Jabatan sebagai dubes ini diduduki Rusdi Kirana sampai 2020 lalu. 

7. Sempat masuk deretan orang terkaya Indonesia

Pada 2019, nama Rusdi Kirana dan sangka kakak, Kusnan Kirana, menduduki peringkat ke-38 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Namun, status ini hanya bertahan sampai 2020 saja. Dari catatan Forbes, kekayaan Rusdi saat itu menyentuh US$835 juta

Tags: