Daftar Emiten Saham Perusahaan Sawit (CPO) di Bursa Efek Indonesia

Date:

Harga komoditas utama mengalami lonjakan harga sepanjang 2021 ini. Salah satunya, minyak kelapa sawit atau CPO. Pada Mei 2021, harga CPO bahkan menyentuh rekor tertingginya. 

Dikutip dari CNBC Indonesia, harga CPO mengalami kenaikan sampai 37,64% secara year to date (per Oktober 2021). Hal ini tentu berdampak positif terhadap kenaikan harga saham emiten yang bergerak di industri sawit. 

Tercatat ada 3 saham yang mencatatkan capital gain terbesar sepanjang 2021, yakni PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), PT Pinago Utama (PNGO), dan PT FAP Agri Tbk (FAPA). Ketiga saham tersebut memberikan return lebih dari 50%. 

Selain ketiganya, masih ada nama-nama besar emiten dengan bisnis CPO, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Smart Tbk (SMAR). 

Big Alpha akan membahas sedikit tentang 6 emiten di atas. Yuk disimak.

1. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)

Dikutip dari situs resmi perusahaan, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) memang khusus bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya. TAPG punya perkebunan sawit di 24 lokasi, 1 lokasi perkebunan karet, dan 16 pabrik pengolahan CPO. Perusahaan ini mengelola 158.000 hektar kebun sawit dan 1.400 hektar kebun karet. TAPG belum lama melantai di BEI. Tercatat, TAPG melakukan IPO pada April 2021. 

2. PT Pinago Utama (PNGO)

Perusahaan ini juga belum lama melantai di bursa. PT Pinago Utama melakukan penawaran perdana sahamnya (IPO) pada 2020 lalu. Perusahaan yang didirikan pada 1979 ini punya 3 bisnis utama yakni CPO, karet, dan pupuk organik. PNGO mengelola perkebunan sawit seluas 8.899 hektare.

3. PT FAP Agri Tbk (FAPA)

Dikutip dari situs resmi perusahaan, FAP Agri adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang berkembang di Indonesia, mengelola dan memproduksi minyak kelapa sawit.

 FAP Agri mulai pertama kali beroperasi di tahun 1994 dengan luas total kebun lebih dari 110 ribu Ha. Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Timur, dan Riau yang mencakup kedalam 9 Perusahaan (PT), 5 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 285 Ton Per Jam, dan 1 Pabrik Pengolahan Kernel (Kernel Crushing Plant). 

FAPA tercatat pertama kali melantai di bursa pada Januari 2020. 

4. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 

Perusahaan ini merupakan anak dari grup induknya, PT Astra International Tbk. 

Astra mendirikan PT Astra Agro Niaga pada 1983 yang menjadi cikal bakal PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang masih eksis sampai saat ini. 

Berdasarkan profil perusahaan di situs resminya, PT Astra Agro Lestari Tbk adalah satu-satunya perusahaan yang bergerak di sektor agribisnis. Porsi saham yang dimiliki induk usaha sebesar 79,68%.

5. PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

Dikutip dari situs resmi perusahaan, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, yang dikenal sebagai 'Lonsum', didirikan pada tahun 1906. Saat itu Harrisons & Crosfield Plc, perusahaan perdagangan dan perkebunan yang berbasis di London, Inggris, memulai lahan perkebunan pertamanya di Indonesia berlokasi dekat kota Medan, Sumatera Utara. 

Lonsum mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tahun 1996. Pada tahun 2007, Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) melalui entitas anak PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengakuisisi dan menjadi pemegang saham utama Lonsum. 

Sejak akuisisi tersebut, Lonsum menjadi bagian dari Grup PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) serta bersinergi dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam Grup Indofood.

Perkebunan Lonsum berlokasi di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Pada tanggal 31 Desember 2020, luas lahan perkebunan tertanam inti mencapai 116.053 hektar yang terdiri dari 96.074 hektar kelapa sawit, disusul 15.976 hektar karet dan 4.003 hektar tanaman lainnya yang terutama kakao dan teh. 

6. PT Smart Tbk (SMAR)

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk merupakan anak usaha Grup Sinarmas. Perusahaan ini bergerak di bidang produk konsumen berbasis kelapa sawit. SMART beroperasi dengan mengelola ratusan ribu hektare kebun kelapa sawit, termasuk lahan plasma. 

SMART lantas memanen dan mengolah kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK). Proses selanjutnya adalah mengolahnya menjadi beragam produk industri seperti minyak goreng, margarin, hingga oleokimia. 

Selain perusahaan di atas, ada banyak emiten yang bergerak di industri CPO. Di antaranya:

7. PT Palma Serasih Tbk (PSGO)

8. PT Provident Agro Tbk (PALM)

9. PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA)

10. PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN)

11. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)

12. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)

13. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)

14. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)

15. PT Gozco Plantations (GSCO)

16. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT)

17. PT Golden Plantation Tbk (GOLL)

18. PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)

19. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)

20. PT Andira Agro Tbk (ANDI)

21. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)

22. PT Mahkota Group Tbk (MGRO)

23. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)

24. PT Eagle High Plantation (BWPT)