Bukber Sepi, Bagaimana Saham Emiten Pemilik Mal?

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Salah satu tradisi masyarakat di berbagai daerah pada bulan Ramadan adalah buka puasa bersama (bukber). Bukber itu diselenggarakan di berbagai tempat seperti rumah, restoran, hotel dan sebagainya.

Di kota-kota besar, salah satu tempat favorit bukber adalah restoran di mal. Menjelang jam berbuka puasa, restoran-restoran di mal dipadati oleh pengunjung yang hendak berbuka puasa.

Selain bukber, mal di bulan puasa juga dipadati oleh pengunjung yang hendak berbelanja untuk keperluan Lebaran. Singkat kata, orang menghabiskan banyak uang di bulan puasa, termasuk di mal. Dari kacamata dagang, bulan puasa adalah "momentum pertumbuhan".

Itu adalah pemandangan yang lazim di mal-mal di Jakarta selama bertahun-tahun setidaknya sampai 2019. Namun, pada Ramadan 2020, cerita telah berubah. Tidak ada lagi bukber atau belanja di mal melainkan #RamadanDiRumahAja.

PSBB

Penyebabnya adalah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dibuat oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona. Pemerintah berupaya menekan penyebaran virus yang telah menginfeksi belasan ribu orang dan menewaskan ratusan orang di Indonesia tersebut.

Berkat kebijakan PSBB, mal-mal tidak beroperasi penuh. Kecuali toko swalayan yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari, ada banyak tempat usaha seperti toko atau restoran yang menutup usahanya. Kini jarang sekali ada pemandangan bukber atau belanja di mal seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bagi emiten pengelola mal, tentu saja ini bukan kabar menyenangkan. Dalam situasi tersebut, seperti diberitakan sejumlah media, sejumlah pusat perbelanjaan membuat kebijakan penundaan atau keringanan pembayaran biaya sewa dari para penyewa.

Secara teoritis, situasi itu akan berdampak terhadap arus kas dan pendapatan perusahaan pengelola mal. Apakah situasi itu juga berdampak terhadap kepada saham perusahaan? Berikut ini pergerakan sejumlah saham emiten pengelola mal:

1. PLIN

PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) adalah perusahaan yang mengelola pusat perbelanjaan di Jakarta seperti Plaza Indonesia dan FX Sudirman. Dua mal itu tutup tidak lama setelah pemerintah mengumumkan berbagai kebijakan mengenai virus corona.

Berdasarkan laporan keuangan 2019, pusat perbelanjaan berkontribusi paling besar dibandingkan dengan apartemen, hotel dan perkantoran terhadap pendapatan Plaza Indonesia Realty yang mencapai Rp1,4 triliun.

Dalam beberapa bulan terakhir, saham PLIN berada dalam tren penurunan.

Pergeraka PLIN

Sumber: RTI, diakses pukul 10.50 WIB, 11 Mei 2020.

2. PWON

PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) adalah perusahaan yang mengelola Gandaria City, Kota Kasablanka, Blok M Plaza di Jakarta serta Tunjungan Plaza, Royal Plaza di Surabaya, Jawa TImur dan sebagainya. Sama seperti mal-mal lainnya, mal-mal tersebut juga ditutup karena wabah corona.

Dalam beberapa bulan terakhir, saham PWON berada dalam tren penurunan.

Pergerakan PWON

Sumber: RTI, diakses pukul 11.00 WIB, 11 Mei 2020.

3. APLN

PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah perusahaan yang mengelola pusat perbelanjaan di Jakarta seperti Central Park dan Plaza Kenari Mas. Mal-mal tersebut juga terpaksa ditutup sementara karena wabah corona. 

Pada kuartal III/2019, pusat perbelanjaan memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap pendapatan perusahaan setelah apartemen. Dalam beberapa bulan terakhir, saham APLN berada dalam tren penurunan.

Pergerakan APLN

Sumber: RTI, diakses pukul 11.00 WIB, 11 Mei 2020.

4. SMRA

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) adalah perusahaan pengelola Mal Summarecon di Bekasi, Serpong dan Kelapa Gading. Mal-mal tersebut juga terpaksa ditutup sementara karena wabah corona. Dalam beberapa bulan terakhir, saham APLN berada dalam tren penurunan.

Pergerakan SMRA

Sumber: RTI, diakses pukul 11.17 WIB, 11 Mei 2020

Apabila Anda berencana untuk berinvestasi saham, Big Alpha telah menyusun sebuah e-book kuartalan yang berisi 15 saham pilihan. Klik di sini untuk melakukan pemesanan.