Memahami Perbedaan Frugal Living dan Pelit

Date:

Frugal living merupakan salah satu gaya hidup hemat yang sedang banyak digandrungi oleh orang. Pola hidup ini sama sekali berbeda dengan orang yang masuk dalam kategori pelit. 

Ya, orang-orang dengan pola hidup frugal lebih menekankan bahwa membayar mahal suatu barang tak menjamin nilai yang didapat lebih baik. Sebaliknya, orang dengan label yang “murah-oriented” atau pelit tidak akan mau membayar mahal untuk barang apapun, terlepas dari nilai yang akan didapat. 

Orang-orang dengan gaya hidup frugal kadang percaya bahwa dengan membayar lebih mahal maka mereka akan mendapat nilai yang lebih baik pula. Misalnya, membeli sepatu yang sedikit pricey karena ketahanannya lebih lama dibanding sepatu dengan harga yang lebih murah. 

Lalu, bagaimana membedakan orang dengan gaya hidup frugal dan pelit? 

Frugal Living 

Mereka yang menganut gaya hidup frugal akan memperhitungkan faktor selain harga ketika membeli sesuatu. Tak jarang, mereka menganggap bahwa membayar lebih mahal kadang lebih baik. Karenanya, frugal living tak akan selalu sama dengan gaya hidup pelit.

Contohnya, mereka tak segan membayar ekstra untuk celana jeans dari toko premium agar lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Sementara itu, orang pelit hanya akan melihat harga. Orang dengan gaya hidup pelit tidak mau mengeluarkan uang lebih dan mempertimbangkan faktor lain. 

Gaya Hidup Pelit

Bukan berarti orang pelit lalu menjadi terampil dalam mengelola uang. Justru sebaliknya. Orang pelit cenderung tidak melakukan riset ketika melihat harga terendah di hadapan mereka. Contohnya, saat orang pelit mencari alat pengering,  mereka akan mencari model paling sederhana dan murah.

Berbeda dengan orang yang menerapkan gaya hidup frugal, orang pelit akan cenderung mengevaluasi efisiensi energi dan membandingkannya dengan model lain. Orang dengan gaya hidup frugal akan membaca ulasan pelanggan dari produk itu dan mencari potongan harga dari penjual di toko lain. 

Orang Pelit Akan Menganggap Semua Terlalu Mahal

Mereka yang menerapkan gaya hidup pelit akan mengeluhkan semua hal yang “berbau” biaya. Ketika pergi ke restoran, mereka tidak akan mengerti mengapa harga satu burger mampu mencapai Rp80 ribu. Atau saat menonton pertandingan olahraga, mereka akan mengeluhkan harga tiket masuk yang mahal.

Sementara, orang dengan gaya hidup frugal living mungkin akan memikirkan hal yang sama. Tetapi, mereka akan menetapkan skala prioritas untuk apa saja yang harus dibeli dan tidak. 

Mereka yang Pelit Tidak Akan Membeli Berdasarkan Kebutuhan

Pernah menemui orang yang tidak mau pergi ke dokter karena harganya terlalu mahal? Atau orang tua yang tidak mau membantu biaya sekolah anak mereka karena dianggap terlalu mahal?

Beberapa kasus ini barangkali menjadi contoh nyata bahwa orang pelit tidak akan mau membayar untuk kebutuhan mendasar, seperti pendidikan. Tetapi mereka yang hidup dengan gaya hidup frugal akan mencari harga terbaik yang mereka bisa bayar.  

Frugal Living Tak Segan Beramal

Orang yang menerapkan pola hidup frugal memang mau membayar lebih mahal untuk suatu barang. Tetapi ini tidak berarti bahwa mereka akan bermurah hati terhadap uang yang dimiliki. Artinya, orang dengan gaya hidup frugal akan memiliki tujuan yang jelas dan layak ketika mendonasikan uangnya.

Mereka akan meneliti lebih dalam yayasan amal terbaik tanpa biaya administrasi ketika hendak menyalurkan donasi. Atau, mereka akan cenderung memberi donasi kepada keluarga dan teman-teman yang membutuhkan. 

Sementara itu, orang pelit memiliki pola pikir yang berbeda. Mereka akan melihat uang sebagai aset pribadi dan enggan memberikannya kepada orang yang membutuhkan.

Orang pelit jarang memberikan hadiah atau bantuan ketika dibutuhkan. Bahkan kepada keluarga sendiri. Mereka yang pelit akan menganggap uang lebih berarti daripada hubungan dengan orang lain. 

Mungkin tidak ada penelitian ilmiah yang membedakan secara signifikan antara orang pelit dan mereka yang hidup berhemat (frugal living). Namun, satu hal mendasar yang paling membedakan keduanya adalah pemahaman nilai. 

Hanya karena sesuatu lebih murah tidak berarti barang yang akan didapat lebih baik. Bisa jadi akan ada biaya tambahan yang menyertainya. Jadi, kamu tipe yang mana? 

Big Alpha menyediakan jasa konsultasi finansial (financial advisory) buat kamu yang ingin memulai investasi baik di pasar modal atau non pasar modal. Kamu bisa mendapatkan jasa itu di sini