RANC, Supermarket Premium Yang Terus Bertumbuh

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

DISCLAIMER: Analisis ini dibuat dalam e-book Q2 2020 yang lalu, saat harganya masih Rp430 per lembar. Beberapa data yang digunakan mungkin sudah berubah mengikuti laporan keuangan mereka. Tulisan ini bukan merupakan rekomendasi jual/beli saham. 

Sebagai salah satu pemain di industri perdagangan ritel modern, PT Supra Boga Lestari Tbk awalnya menjalankan kegiatan usahanya melalui gerai Ranch Market dengan menggunakan lisensi waralaba Ranch Market USA di Indonesia sejak tahun 1998.

 
Sumber: Laporan Tahunan RANC, 2019.

Seiring berjalannya waktu, RANC memutuskan kontraknya dengan Ranch Market USA sejak 2010 dan berhasil membuat kesepakatan untuk tetap mendapatkan izin penggunaan brand Ranch Market di Indonesia namun secara terpisah dengan Ranch Market USA. Perusahaan kemudian dikombinasikan dengan konsep “Farmers Market” yang melambangkan konsep supermarket bagi kelas menengah dan kelas atas.

Hingga akhir tahun 2019, RANC mengoperasikan 43 gerai supermarket di seluruh Indonesia dengan mengusung 4 brand supermarket yaitu; Ranch Market, Farmers Market, The Gourmet by Ranch Market dan Day2Day by Farmers Market.

Sekilas, Ranch Market memang tidak sepopuler merk-merk supermarket yang ada di pasar. Hal ini disebabkan karena positioning mereka yang memang sedikit lebih mewah dan menargetkan konsumen kelas menengah ke atas.

Berdasarkan Laporan Tahunan RANC (2019), perkembangan transaksi digital yang memudahkan konsumen untuk berbelanja tanpa harus berkunjung ke supermarket menjadi salah satu tantangan utama bagi industri ritel, tidak terkecuali bagi Ranch Market.

Kegiatan operasional perusahaan yang memerlukan modal kerja yang tinggi dan kebutuhan dalam mengelola inventory yang berbiaya mahal, justru terdisrupsi dengan metode belanja digital yang menghubungkan konsumen secara langsung dengan kebutuhannya. Sehingga definisi pasar yang merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli cenderung bergeser menjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran.

Perusahaan merespons tantangan tersebut dengan tetap mengembangkan suasana belanja di toko fisik bagi kelas menengah yang dikombinasikan dengan platform belanja online berupa kesupermarket.com. Inisiatif ini diharapkan mampu menjawab perkembangan transaksi digital yang semakin marak.

Selain disrupsi digital, pandemi COVID-19 mempengaruhi operasional usaha RANC karena berdampak pada rantai pasokan dan ketersediaan barang dagangan. Merespons dampak dari pandemi dan guna menjaga keberlangsungan usaha, sejak Maret 2020 perusahaan tetap membuka gerai-gerainya dengan mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah. Meski hingga saat ini, RANC masih belum mengeluarkan informasi secara terbuka mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap kegiatan usaha seperti yang dilakukan oleh emiten-emiten lain.

Di tengah pandemi, RANC tetap berfokus pada peningkatan produktivitas dan pengembangan usaha dengan membuka toko-toko baru di kota-kota yang prospektif dan memiliki daya beli. Berdasarkan laporan tahunan, strategi ekspansi gerai-gerai baru di berbagai kota-kota besar, yaitu di Jakarta dan sekitarnya, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sumatera akan tetap dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2020 untuk kepentingan pengembangan usahanya. RANC menarget untuk membuka 12 gerai baru yang berfokus di Pulau Jawa saja.

So, the business is growing.

Oke, kita sudah tau background dari perusahaan ini, bagaimana dengan kinerja keuangannya?

Pada 1H20, RANC berhasil mencatatkan total pendapatan usaha sebesar Rp1.6 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 34.52% dari semester pertama di tahun sebelumnya.

Sebuah pencapaian luar biasa bagi sebuah perusahaan retail untuk bisa menghasilkan pertumbuhan positif di tengah pandemi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para konsumen. Hal ini juga sesuai dengan riset dari McKinsey yang menyebutkan kebutuhan atas groceries akan tetap tumbuh normal walaupun dihadang pandemi.

Hebatnya lagi, tidak hanya di kuartal ini, kalau dilihat secara historis dalam 5 tahun terakhir, RANC selalu konsisten mencatatkan pertumbuhan pendapatan setiap tahun.

Gambar1. Kinerja Pendapatan dan Laba Tahunan RANC


 
Sumber: RTI Finance, 2020.

Kinerja yang konsisten inilah yang membuat kami memasukkan RANC ke dalam e-book kali ini. Selain pendapatan, laba bersih perusahaan juga terbang tinggi sebesar 118.97%! Laba bersih pada 1H20 tercatat sebesar Rp53.2 miliar atau naik dari 1H19 yang hanya sebesar Rp24.3 miliar.

Mengacu pada Stockbit (2020), nilai valuasi saham RANC saat ulasan ini ditulis relatif masih lebih murah dari rata-rata industri. Nilai PE (TTM) perusahaan yang berada di level 7.99 kali masih lebih rendah dari rata-rata industri sebesar 12.31 kali. Bahkan masih lebih murah dari MAPA (MAP Aktif Adiperkasa, raja retailer yang menguasai brand-brand besar di tanah air) yang memiliki nilai PE sebesar 26.01 kali.

Selain PE, nilai PBV perusahaan juga masih tergolong murah dibandingkan dengan industri dan MAPA sebagai pemimpin pasar. Nilai PB RANC saat yang sebesar 1.18 kali, masih cukup murah dibandingkan rata-rata industri yang sudah sebesar 1.97 kali dan MAPA yang sudah sebesar 2.26 kali.

Di samping itu, kemampuan perusahaan dalam mencatatkan kinerja arus kas positif dalam 5 tahun terakhir juga semakin menunjukkan kualitas perusahaan yang selalu konsisten dalam menciptakan arus kas positif setiap tahun.

Gambar 2. Kinerja Arus Kas RANC


 
Sumber: RTI Finance, 2020.

Di 6 bulan tahun 2020, jumlah arus kas dari pelanggan yang dihasilkan RANC sama seperti total penjualannya, yakni sebesar Rp1.6 triliun. Artinya, semua pendapatan RANC berhasil dikonversi menjadi uang tunai bagi perusahaan.

Salah satu kinerja positif yang tidak kalah penting lainnya adalah pencapaian ROA dan ROE perusahaan yang bisa dibilang cukup baik. Nilai ROA dan ROE perusahaan saat ini yang sebesar 6% dan 15% masih unggul jauh dari rata-rata industri yang hanya sebesar 1% dan 3%, juga lebih baik dari MAPA yang mencatatkan nilai ROA dan ROE sebesar 5% dan 9%.

Baca juga: Kinerja Department Stores (RALS, LPPF) dan Data Buruk Penjualan Ritel

Dan lagi, RANC tidak memiliki utang berbunga ke bank. Utang yang mereka miliki hanya utang kepada pemasok (suppliers), utang sewa, dan utang pajak. Ketiadaan utang yang berbunga ini menjadi tambahan faktor positif dari sederet kinerja cemerlang yang dibukukan RANC.

Tidak cukup hanya itu, RANC juga tergolong cukup loyal kepada pemegang saham dengan nilai Dividend Payout Ratio terakhir sebesar 77.76%. Artinya, 77.76% dari seluruh total laba bersih yang dihasilkan, disalurkan kepada pemegang saham melalui pembagian dividen.

Jika disetahunkan, makan Earning per Share (EPS) RANC sekitar Rp67 per lembar saham. Dan menggunakan asumsi pembagian dividen tahun lalu –di mana 80% dari EPS akan disebar sebagai dividen– maka dividen per lembar tahun 2021 nanti akan sebesar Rp53 per lembar, alias 12.5% dari harga sahamnya saat ini (Rp 430 per lembar).

Lumayan kan?

Namun bukan berarti RANC berada dalam kondisi tanpa cela.

Jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar, memang ukuran RANC (Rp670 miliar) masih tergolong kecil kalau dibandingkan dengan MAPA dan RALS yang masing-masing bernilai sebesar Rp6.5 triliun dan Rp4.5 triliun. Perlu diakui, harga saham dengan nilai kapitalisasi pasar di bawah Rp1 triliun memang kerap kali rentan dimanipulasi oleh pasar. Jika melihat likuiditas transaksi di pasar, rata-rata nilai transaksi harian untuk saham RANC juga cenderung masih terlalu kecil dibandingkan pemain industri ritel lain.

Tapi perusahaan ini sama sekali tidak bisa diremehkan, RANC bahkan mencatatkan nilai arus kas operasional (TTM) yang lebih baik dari pesaingnya itu, di mana RANC menghasilkan arus kas operasional sebesar Rp252 miliar, sedangkan MAPA dan RALS sebesar Rp181 miliar dan negatif Rp722 miliar.

Jadi, dari market cap sebesar Rp670 miliar tadi, hampir setengahnya berupa uang tunai. 

Dengan kinerja yang konsisten selama 5 tahun terakhir, arus kas yang positif, dan ketiadaan utang berbunga, menjadikan RANC sebagai emiten yang sangat menarik untuk dipegang dalam jangka panjang. (RANC – Fin)

PS: Proses PO e-book Q4 2020 sudah dibuka, anda bisa mendapatkannya di sini.