Kisah Sukses Ignasius Jonan Ubah KAI

Date:

[Waktu baca:  3 menit]

Coba tebak: berapa besaran THP (Take Home Pay) Kepala Stasiun Gambir tahun 2009? 

Melalui Youtube Helmy Yahya Bicara, Ignasius Jonan bercerita tentang transformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI). Jonan adalah mantan Menteri Perhubungan dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang pernah menjadi Direktur Utama KAI pada 2009-2014.

Dalam proses transformasi KAI itu, penghasilan karyawan menjadi elemen awal yang ia periksa, termasuk Kepala Stasiun Gambir yang merupakan salah satu posisi paling senior dari 750 stasiun se-Indonesia. 

Kembali ke pertanyaan di awal artikel ini. Ternyata, THP Kepala Stasiun Gambir tahun 2009 adalah Rp2,7 juta per bulan!

Pak Jonan, begitu eks bankir Citi Bank ini biasa disapa, lantas mencari solusi. Bagaimana mereka bisa bekerja optimal jika penghasilannya saja tak sampai Rp100 ribu sehari?  Menurutnya, penghasilan karyawan punya korelasi kuat dengan kualitas kerja.

Perlahan tapi pasti, THP Kepala Stasiun Gambir naik jadi Rp25 juta - Rp30 juta per bulan. Artinya, ada kenaikan sekitar 10 kali lipat. Pak Jonan pun menceritakan dampaknya ke kinerja di Stasiun Gambir.

Sebelumnya, penghasilan parkir Stasiun Gambir sebesar Rp3 juta/hari pada 2009. Setelah THP kepala stasiun tersebut dinaikkan, penghasilan parkir naik 300 kali lipat menjadi Rp100 juta per hari

Baca juga: Di Balik Hasrat SWF Boyong Investor ke Bandara Soekarno-Hatta

Selain menaikkan penghasilan kepala stasiun sampai penjaga pintu perlintasan, Pak Jonan juga memperkaya perspektif dan mindset karyawan dengan mengirim mereka belajar langsung ke berbagai negara. Bukan hanya para eksekutif yang dikirim, tapi juga para operator lapangan. 

Apa dampaknya? Mereka mejadi lebih semangat dan merasa dihargai.

Pada saat Pak Jonan menjabat sebagai Direktur Utama KAI, komposisi SDM KAI 40% di antaranya adalah lulusan SD. Bagaimana mengajarkan SDM lulusan SD/SMP yang usianya di atas 40 tahun? Pak Jonan meyakini seseorang bisa belajar sendiri tanpa harus bersekolah formal. 

Di samping itu, Pak Jonan percaya bahwa promosi hanya dilakukan berdasarkan satu meritokrasi: kinerja.

Contoh promosi itu terjadi pada karyawan senior bernama Pak Subakir. Ia tamatan SMA dan memulai karir sebagai juru langsir atau “tukang parkir kereta”. Di masa Pak Jonan, jabatan Pak Subakir adalah Kepala Stasiun Pasar Turi. Karena prinsip kinerja, bukan tingkat pendidikan, jabatannya terus naik sampai jadi Direktur Operasi!

Salah satu pencapaian besar pada masa kepempimpinan Pak Jonan adalah membuat kinerja keuangan KAI menjadi lebih sehat. Pada tahun sebelum Pak Jonan bergabung, KAI rugi sebesar Rp150 miliar.

Satu tahun setelah laki-laki asal Surabaya, Jawa Timur ini bergabung, KAI membukukan pendapatan Rp4,2 triliun dan keuntungan Rp83 miliar. Setelah Pak Jonan selesai menjabat, KAI mengantongi pendapatan Rp14 triliun serta laba Rp1,3 triliun. Sebuah pencapaian yang luar biasa di BUMN kereta api ini!

 

 

Tags: