Mana Lebih Baik: Investasi Saham atau Trading Saham?

Date:

Pada umumnya, ada dua cara dalam memburu keuntungan dari saham: trading dan investing. Keduanya serupa tapi tak sama. Apa bedanya?

Trading

Pada dasarnya, trading adalah membeli dan menjual saham dalam jangka waktu yang pendek, biasanya dalam hitungan hari, menit, jam bahkan detik. Strategi beli dan jual (buy and sell) bisa dilakukan dalam kurun waktu harian atau pekan.

Para pelaku trading disebut sebagai trader. Dalam kebiasaan tertentu, trader juga disebut sebagai scalper, khususnya mereka yang membeli dan menjual saham dalam hitungan menit, jam atau bahkan detik dalam waktu satu hari perdagangan.

Trader yang bertransaksi dalam jangka waktu sedikit lebih lama (membeli lalu menjual saham dalam hitungan beberapa hari atau pekan) biasa disebut sebagai swing trader. Kendati aneka penyebutan ini tidak formal, namun identitas ini membantu mengidentifikasi metode untuk mendapatkan cuan. Hal yang membedakan antara swing trader, scalper, one day trader  dan sebagainya adalah gaya atau strategi. 

Umumnya, trader menggunakan analisis teknikal dalam keputusan investasinya. Di samping itu, trader juga menggunakan berbagai informasi, termasuk rumor, yang diperolehnya dari berbagai sumber untuk mengambil keputusan. Konsep buy the rumour, sell the news tidak jarang dipakai oleh trader untuk membeli dan menjual saham.

Misalnya, seorang trader mendapatkan bisikan rumor bahwa sebuah perusahaan akan diuntungkan dari suatu aksi korporasi. Trader itu kemudian membeli saham tersebut dengan harapan harganya naik tinggi. Setelah harganya naik, trader itu tidak lama-lama menyimpan saham tersebut melainkan langsung merealisasikan keuntungannya.

Hal lain yang membedakan trader dan investor adalah frekuensi transaksi. Dalam satu hari perdagangan, trader dapat melakukan jual beli saham lebih dari satu kali, saham yang sama atau berbeda. Bagi trader yang sangat aktif di bursa, transaksi seperti itu bisa dilakukan setiap hari pasar saham beroperasi.

Transaksi itu tentu memiliki konsekuensi biaya investasi yang harus dibayarkan trader kepada pemerintah (pajak), perusahaan sekuritas (komisi) dan lembaga seperti Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (levy).

Dalam menjalankan aksinya, para trader memiliki strategi yang berbeda-beda. Ada trader yang menerapkan "2% rule" atau berusaha mendapatkan keuntungan secara konsisten minimal 2% dalam satu hari perdagangan setiap harinya. Ada pula trader yang hanya sesekali melakukan jual beli saham alias tidak rutin setiap hari.

Investing

Kebalikan dari trading, konsep investing atau investasi saham memiliki jangka waktu yang lebih lama. Strategi investing cenderung beli dan tahan (buy and hold) dalam jangka waktu bertahun-tahun.

Tahan (hold) berarti tetap memegang saham tersebut atau tidak menjualnya dalam cuaca apapun, badai atau cerah, sampai target investor tersebut tercapai sesuai tujuan keuangannya.

Tidak ada definisi yang baku mengenai berapa lama jangka panjang tersebut. Investopedia, situs finansial terlengkap sedunia, menyebut investasi jangka panjang biasanya dalam rentang 7-10 tahun. Namun, investasi ini juga bisa hanya dalam jangka waktu satu tahun atau lebih.

Para pelaku investing ini disebut sebagai investor. Di antara para investor pun ada yang membedakan dirinya dengan sebutan value investor untuk menandai perbedaan strategi yang diterapkan dalam mencari harga saham murah dengan indikator tertentu.

Investor saham biasanya menggunakan analisa fundamental (atau gabungan fundamental dan teknikal) sebelum mengambil keputusan investasinya. Kendati demikian, dalam prakteknya, ada investor saham yang membeli saham tanpa dasar apapun, berdasarkan intuisi atau ikut-ikutan belaka.

Potensi persentase keuntungan yang diperoleh dalam investasi saham biasanya lebih tinggi daripada trader karena jangka waktu yang lebih lama. Seperti diulas dalam tulisan ini, harga BBCA bergerak dari level Rp3.600 ke Rp30.000 dalam kurun waktu 12 tahun (2008-2020).

Sama seperti trader, antar investor saham juga memiliki perbedaan strategi dalam mengejar cuan. Namun, ada pula trader yang "terpaksa" menjadi investor saham karena kondisi tertentu.

Guyonan yang sering dilontarkan di pasar saham adalah seseorang dapat menjadi trader ketika untung (sell), namun ketika sahamnya nyangkut maka terpaksa menjadi investor (hold).

Mana yang Lebih Baik?

Trader atau investor biasanya akan mengklaim bahwa gaya masing-masing, trading atau investing, lebih baik daripada yang lain. Pada dasarnya, gaya investasi ini biasanya tergantung kepada kondisi, profil risiko hingga kepribadian setiap orang yang unik dan berbeda-beda.

Bagi orang yang berusaha mendapatkan penghasilan dari saham setiap harinya maka dia akan menerapkan trading dalam mengejar keuntungan. Dalam sejumlah kasus, ada orang yang berusaha menjadikan pasar saham mata pencahariannya (trading for living).

Dengan waktu yang dimilikinya, trader tersebut dapat mengikuti pergerakan harga saham dari detik ke detik, menit ke menit. Hal tersebut tentu saja tidak cocok, katakanlah bagi pekerja yang memiliki kegiatan lain pada saat jam bursa.

Di sisi lain, ada orang yang relatif santai dalam mengejar keuntungan yaitu dengan cara investing. Investor tersebut tidak memperhatikan fluktuasi harga saham setiap harinya karena saham yang dimilikinya dipegang dalam kurun waktu lama (beberapa tahun) hingga harganya tercapai sesuai tujuan keuangannya.

Mana yang lebih baik? Baik trading atau investing cocok bagi sebagian orang dan tidak cocok bagi sebagian orang lainnya. Apapun pilihan cara yang cocok dan nyaman bagi pelaku pasar saham, hal yang penting (dan tidak mudah) adalah konsistensi dalam menghasilkan keuntungan.