Mengenal Bank Digital di Indonesia: Definisi dan Kelebihannya

Date:

[Waktu baca: 4 menit]

Transformasi teknologi mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Kemajuan teknologi informasi membuat banyak keperluan sehari-hari bisa dipenuhi dari aplikasi smartphone. Dari pesan makanan, bersih-bersih rumah, mencari tutor belajar untuk anak, hingga layanan perbankan. Semua bisa selesai dari satu genggaman saja.

Termasuk, layanan perbankan yang bisa diberikan lewat satu aplikasi yang terintegrasi. Digitalisasi layanan perbankan membuat semuanya menjadi lebih mudah. Betapa tidak, semua urusan perbankan bisa rampung dalam beberapa kali 'klik' saja. 

Kondisi ini membuat pelaku industri keuangan berlomba-lomba menyajikan layanan keuangan secara digital yang optimal kepada masyarakat. Wujud dari layanan keuangan digital ini pun dituangkan melalui fasilitas bank digital. 

Lantas seperti apa sebenarnya bank digital?

Baca juga: Sampai 6.000%! Bank Digital dan Lonjakan Sahamnya!

Definisi Bank Digital

Pemerintah telah mengatur operasional bank digital ini melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 12 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital oleh Bank Umum. 

Pada Pasal 1 dijelaskan bahwa layanan perbankan digital adalah layanan perbankan elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan (costumer experience) serta dapat dilakukan secara mandiri sepenuhnya oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek pengamanan. 

Sederhananya sih, bank digital merupakan kegiatan perbankan yang memanfaatkan media elektronik milik bank dan nasabah, serta dilakukan secara mandiri. 

Pada pelaksanaannya, bank digital sebenarnya masih memberikan pelayanan yang sama seperti bank umum. Hanya saja, berbeda dengan bank umum yang masih melayani kebutuhan nasabah secara on the spot di bank atau layanan lain yang 'dibantu' oleh pegawai bank, bank digital sepenuhnya memungkinkan nasabah melakukan layanan perbankan secara mandiri dari ponsel mereka. 

Perbankan digital ini memungkinkan nasabah untuk mengakses layanan secara mandiri (self service) tanpa perlu datang ke bank. Bank digital, mengacu pada Peraturan OJK, memungkinkan pemberian layanan berupa administrasi rekening, otoritsasi transaksi, pengelolaan keuangan, dan/atau pelayanan produk keuangan lain berdasarkan persetujuan OJK. 

Lantas seperti apa verifikasi informasi dan dokumen pendukung bagi nasabah? Bank digital memungkinkan hal ini dengan melakukan verifikasi secara tatap muka atau menggunakan perangkat lunak milik bank atau perangkat keras milik nasabah dan/atau calon nasabah. Verifikasi tanpa tatap muka pun dimungkinkan, namun menggunakan perangkat lunak milik bank dan perangkat keras milik nasabah atau calon nasabah. 

Bank digital juga memungkinkan pemberian layanan kepada nasabah berupa administrasi rekening, otorisasi transaksi, pengelolaan keuangan, pembukaan dan penutupan rekening, hingga transaksi digital lainnya. 

Kelebihan Transaksi Digital

Bank digital memberikan berbagai kelebihan, baik bagi penyelenggara jasa atau bagi nasabah. Bagi nasabah, kelebihan bank digital di antaranya:

Pelayanan bank digital memudahkan nasabah untuk mengakses layanan tanpa perlu datang langsung ke bank. Dengan demikian, maka bank digital bisa memangkas waktu dan biaya bagi nasabah karena nasabah tidak perlu keluar ongkos untuk transportasi ke bank. 

Nasabah pun dapat mengakses layanan perbankan di mana saja. Saat nasabah sedang butuh layanan perbankan di rumah, tempat kerja, atau saat di tempat yang cukup jauh dari kantor bank pun, layanan perbankan bisa diakses. 

Keamanan dan kenyamanan juga menjadi kunci dalam pelayanan bank digital. Pihak bank tentu menerapkan teknologi sistem keamanan berlapis untuk menjamin seluruh transaksi dilakukan secara aman. Bagi nasabah, seluruh transaksi yang dilakukan secara digital juga lebih aman karena sistem pencatatan yang up to date. 

Sementara bagi bank, sistem perbankan digital ini punya sejumlah kelebihan terutama ringkasnya struktur pelayanan, termasuk tenaga kerja dan biaya operasi seperti hemat kertas. 

Potensi Bank Digital

Keberadaan bank digital di Indonesia disambut dengan tangan terbuka oleh konsumen yang merupakan bagian dari masyarakat digital. Menurut sebuah laporan dari konsultan internasional McKinsey yang bahkan dirilis sebelum pandemi menyatakan bahwa konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap digital banking.

Menurut laporan McKinsey pada Februari 2019 tersebut, dalam tiga tahun terakhir, penggunaan digital banking di Indonesia meningkat dua kali lipat lebih cepat daripada negara-negara berkembang Asia lainnya.

Survei itu menyatakan suatu peluang yang dapat ditangkap bank digital: 50% responden menyatakan akan mempertimbangkan beralih ke bank yang tidak memiliki kehadiran fisik (physical presence). Mayoritas responden juga menyatakan keyakinannya akan mengalihkan 25%-50% saldonya ke bank digital. Suatu angka yang tidak kecil.

Bank digital memiliki potensi besar di Indonesia seiring penetrasi internet di Indonesia yang terus bertumbuh. Penetrasi internet kini mencapai lebih dari 73,7% (2019) dibandingkan dengan 65% (2018). Dengan kata lain, pengguna internet di Indonesai mencapai lebih dari 196 juta jiwa, salah satu pasar yang besar di bumi ini.

Selain itu, jumlah kepemilikan smartphone di Indonesia juga terbilang tinggi. Perusahaan asal Kanada, Hootsuite, pernah merilis data bahwa jumlah smartphone yang digunakan di Indonesia mencapai lebih dari 338 juta atau lebih banyak dari penduduk Indonesia sebanyak 280 juta orang. Tidak sulit menemukan orang yang memiliki lebih dari satu smartphone pada saat ini. 

Baca juga: Karpet Merah Bagi Investor Asing di Dompet Digital

Contoh Bank Digital

Berikut ini sejumlah contoh layanan bank digital di Indonesia

  • Jenius (dikelola oleh BTPN)
  • Digibank (dikelola oleh DBS Indonesia)
  • Jago (dikelola oleh Bank Jago)

Di samping itu, sejumlah bank lain juga akan mengembangkan bank digital. Mereka antara lain BCA Digital, Bank Jago, Bank Neo Commerce, Bank Net Syariah Indonesia, Bank Harda, Bank Capital dan sebagainya. Kita tunggu saja perkembangannya!

Tags: