Waspada, Kenali 4 Tanda "Kecanduan" Kartu Kredit

Date:

[Waktu baca: 5 menit]

Kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran yang kian populer dalam beberapa waktu belakangan ini. Perkembangan platform perdagangan elektronik (e-commerce) turut meningkatkan penggunaan kartu kredit.

Kartu kredit diminati oleh banyak orang karena alat ini memungkinkan penggunanya membayar tanpa mengeluarkan uang pada saat itu juga. Di samping itu, pengguna juga dapat tidak membayar sekaligus untuk melunasi utang tersebut melainkan dengan cara mencicil. 

Di samping itu, penerbit kartu kredit juga berlomba-lomba menawarkan berbagai fitur menarik penggunaan alat pembayaran ini, mulai dari bunga 0% untuk sejumlah transaksi hingga kesempatan memenangkan hadiah. 

Namun, apabila tidak digunakan secara berhati-hati dan bijak, kartu kredit juga dapat menyusahkan penggunanya. Salah satu masalah dalam penggunaan kartu kredit adalah kecanduan kartu kredit (credit card addict).

Seperti dikutip dari creditcards.com, peneliti perilaku belanja kompulsif April Lane Benson mendeskripsikan kecanduan kartu kredit sebagai "seseorang yang menggunakan kartu kredit barangkali untuk setiap pembelian."

Menurutnya, dia telah melihat orang-orang yang menggunakan kartu kredit bahkan untuk membeli sebungkus permen di toko. Menurutnya, ada orang-orang yang memang tidak mau membayar dengan uang tunai.

Kita dapat mengenali berbagai tanda orang yang mengalami kecanduan kartu kredit tersebut. Sebelum orang-orang terdekat atau bahkan kita sendiri terjerumus masalah yang lebih besar karena kecanduan tersebut, berikut ini sejumlah tanda kecanduan kartu kredit:

1. Selalu Mencapai Limit

Setiap kartu kredit biasanya memiliki batas (limit) uang yang bisa dipinjam untuk melakukan transaksi. Limit tersebut biasanya ditentukan sejumlah faktor, misalnya, penghasilan bulanan pengguna.

Bagi bank, limit kredit itu dibuat sebagai bagian dari manajemen risiko. Bagi pengguna, limit itu membatasi penggunaan utang di luar kemampuan pembayaran. Tidak mungkin kan, seorang yang bergaji Rp5 juta dapat menggunakan kartu kredit tanpa limit hingga miliaran Rupiah?

Limit dalam kartu kredit bukan berarti pengguna harus memaksimalkan penggunaannya setiap bulan.  Jika penggunaan kartu kredit selalu atau mendekati mencapai limit setiap bulannya dalam kurun waktu yang panjang, pengguna perlu berpikir ulang mengenai penggunaan kartu tersebut apalagi jika tagihan telah melebih kemampuan membayar utang.

2. Terus Menambah Kartu Kredit

Tidak sedikit contoh yang menunjukkan pengguna kartu kredit memiliki dua atau bahkan lebih kartu kredit untuk menopang kebiasaannya dalam bertransaksi.

Ketika seseorang mengajukan aplikasi pembukaan kartu kredit kedua atau ketiganya, bukan tidak mungkin hal tersebut dilakukan karena kartu kredit pertamanya tidak mencukupi kebutuhannya dalam bertransaksi.

Ketika transaksi telah mencapai limit kartu kredit dan hal tersebut terus-terusan dianggap belum cukup, pengguna akan berusaha untuk memiliki kartu kredit lainnya untuk memenuhi keinginannya.

Jika seorang pengguna terus berusaha menambah kepemilikan kartu kredit lainnya di saat ia tengah menanggung banyak utang, hal tersebut perlu diwaspadai sebagai salah satu bentuk kecanduan kartu kredit.

3. Kebingungan Melunasi Utang

Pada dasarnya, utang yang timbul akibat penggunaan kartu kredit adalah kewajiban yang harus dilunasi. Pelunasan kewajiban itu sebaiknya menggunakan sebagian dari penghasilan, bukan dari utang baru.

Apabila utang kartu kredit diselesaikan dengan utang baru dan setelah itu pengguna tersebut terus menggunakan kartu kredit untuk melakukan transaksi, hal tersebut perlu diwaspadai. Bukan tidak mungkin pengguna tersebut mengalami kecanduan dalam menggunakan kartu kredit.

4. Panik Saat Tak Bisa Transaksi dengan Kartu Kredit

Pengguna yang mengalami kecanduan kartu kredit biasanya mudah panik ketika tidak dapat menggunakan alat pembayaran plastik tersebut. Kepanikan itu biasanya mengindikasikan pengguna tersebut tidak memiliki alat pembayaran lain, uang tunai misalnya, untuk melakukan transaksi.

Ketika tidak dapat menggunakan kartu kredit dalam keadaan yang tidak darurat, pengguna seharusnya tidak merasa terganggu situasi tersebut. Namun, apabila mengalami kecemasan karena tidak dapat menggunakan kartu kreditnya, pengguna perlu berpikir ulang mengenai situasi yang dihadapinya tersebut.